TRIBUNMANADO.CO.ID - Kakanwil Kemenkumham Sulawesi Ronald Lumbuun mengapresiasi langkah Panglima Panji Yosua Pria Kaum Bapa (PKB) Sinode GMIM James Sumendap yang menerima permohonan maaf Warga Negeri Asing (WNA) Amerika Serikat Tony James Keene atas protesnya kebisingan toa di Gereja GMIM Patmos Bunaken.
Lumbuun menjelaskan sikap tersebut adalah wujud nyata kongkrit ajaran Kristiani yang harus saling mengampuni dan mengasihi.
"Ini juga menunjukan sikap kenegaraan dalam konteks merawat kebhinekaan dan toleransi di Sulawesi Utara yang memang terkenal dengan Laboratorium Kebhinekaan," jelasnya
Dia pun menghimbau sekali lagi kepada WNA yang sedang berada di Sulut baik pemegang izin tinggal sementera dan izin tinggal tetap serta wisatawan yang berkunjung ke Indonesia untuk menjaga toleransi di Sulawesi Utara.
"WNA juga yang ada harus bisa menyesuaikan dengan kearifan lokal di Sulawesi Utara," ujarnya.
Sebelumnya Panglima Panji Yosua Pria Kaum Bapa (PKB) Sinode GMIM James Sumendap dalam keterangannya menyampaikan pernyataan tegas akan memproses masalah itu ranah kepolisian.
Namun, karena gereja mengajarkan kasih dan yang bersangkutan sudah menyampaikan maaf, hal itu tak jadi ia lakukan.
Pimpinan Sinode GMIM dan Panglima Tinggi Panji Yosua PKB Sinode GMIM yang juga Ketua Komisi PKB Sinode GMIM, Pnt Maurits Mantiri, juga memberi petunjuk agar tetap solid.
"Sehingga kami sebagai Panglima Panji Yosua PKB Sinode GMIM dan sebagai warga gereja kami memaafkan," kata James Sumendap ketika menghadiri rapat kesiapan Panji Yosua mengamankan dan menyukseskan Pertemuan Raya dan Konas PKB PGI di River Side Manembo-Nembo Kota Bitung, Rabu (30/8/2023) malam.
Meski telah mengeluarkan kata maaf, tapi James Sumendap yang dikenal vokal dengan suara lantang memberikan peringatan ke WNA maupun warga Indonesia.
Bagi yang mencoba merusak keutuhan gereja atau menyakiti, Panji Yosua PKB GMIM akan berada di garda terdepan.
James Sumendap juga menyampaikan terima kasih ke Kapolda Sulut, Irjen Pol Setyo Budiyanto, Kapolresta Manado Kombes Pol Julianto Sirait dan Kanwil Kemenkumham Sulawesi Utara yang telah memberikan atensi terkait masalah tersebut.
"Dari peristiwa ini, kami juga ingatkan ke Sinode GMIM jangan mudah memaafkan. Karena ini kehormatan Gereja," tandasnya.
Awal Mula WNA Protes Pengeras Suara di Gereja Bunaken Manado, Dengar Jumlah Uang dan Nama Orang
Warga negara asing (WNA) asal Amerika Serikat bernama Tony James Keene menjelaskan awal mulanya ia keberatan dengan pengeras suara yang digunakan di salah satu gereja di Pulau Bunaken, Manado, Sulawesi Utara.
Sabtu (26/8/2023) malam tersebut dia tidur lebih awal dan yang dia bisa dengar hanyalah pengeras suara GMIM yang meminta uang.
"Setelah 1,5 jam mendengarkan jumlah uang dan nama orang, saya bangun dari tempat tidur dan menuju ke gereja, hingga saya menyampaikan keberatan," jelasnya, Selasa (29/8/2023).
Dia pun memahami sebaiknya dia menghubungi polisi untuk menangani masalah ini.
Jika ke depan ada sesuatu yang kurang menyenangkan lagi baginya, ia akan melaporkannya terlebih dahulu kepada polisi.
"Saya berharap GMIM dan anggotanya menerima permintaan maaf saya yang tulus," jelasnya.
Dia pun menegaskan tidak pernah mengunggah videonya yang saat ini viral di media sosial.
"Saya tidak pernah melakukan hal tersebut," jelasnya.
Kata Tony, Bunaken adalah tempat yang sangat istimewa.
Masyarakat Bunaken luar biasa, baik hati, dan murah hati.
"Saya sedih jika mereka berpikir saya tidak menghormati mereka," jelasnya. (Ren/Crz)
Baca juga: Festival Persahabatan Hari Kedua di Manado Sulawesi Utara, Peter Youngren Berjanji Doakan Orang Buta
Baca juga: Potret Suasana Pelabuhan Manado Sulawesi Utara Saat Kedatangan Kapal Barcelona 1 dari Ternate
Baca berita lainnya di: Google News.
Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.