TRIBUNMANADO.CO.ID - Peningkatan aktivitas Gunung Karangetang di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro berdampak terhadap kegiatan masyarakat sehari-hari.
Warga yang biasanya beraktivitas di lahan perkebunan akhirnya harus mengentikan sementara kegiatan mereka karena kondisi gunung yang mengancam.
Seperti halnya Adriana Manimaese, warga Dusun Mangaese Kelurahan Tarorane Kecamatan Siau Timur yang belakangan harus menunda aktivitasnya di perkebunan.
Adriana yang saat ini berada di lokasi pengungsian di gedung GMIST Jemaat Bukit Zaitun Tampuna itu mengaku takut pergi ke kebun karena suara gemuruh gunung.
Belum lagi jarak antara lahan perkebunan dengan rumah tinggalnya yang terbilang jauh untuk ditempuh.
"Jadi kalau mau ke kebun takut karen kondisi gunung yang begini. Ini sudah hampir satu bulan tidak ke kebun," ungkap Adriana kepada wartawan, Jumat (4/8/2023).
Di lain sisi, perempuan 57 tahun ini menggantungkan kehidupannya pada hasil perkebunan yang ia jual di pasar.
"Mencari itu sayur-sayurnya dan dijual ke pasar. Hanya saya sendiri, suami sudah meninggal," kata Adriana.
Sejak aktivitas Gunung Karangetang mengalami peningkatan, Adriana bilang kerap mendengar suara gemuruh batu dari arah pegunungan.
Kondisi itu membuat ia dan warga Dusun Mangaese lainnya sedikit kuatir dengan kondisi Gunung Karangetang.
Karenanya, ketika mendapat arahan dari pemerintah setempat untuk mengungsi, Adriana tak menunggu lama menuju lokasi pengungsian yang jaraknya tak jauh dari rumahnya.
"Mudah-mudahan keadaan gunung ini cepat normal supaya kami bisa kembali berkebun," harap Adriana.
Untuk diketahui, aktivitas Gunung Karangetang di Kabupaten Sitaro beberapa hari terakhir ini meningkat signifikan.
Belakangan, terjadi peningkatan jarak luncur guguran lava dari puncak kawah utama yang mengarah ke Kali Kahetang Kelurahan Tarorane dan Kali Keting Kelurahan Tatahadeng.
Jarak luncur ke Kali Kahetang yang sebelumnya 1750 meter kini bertambah 100 meter menjadi 1850 meter dari puncak kawah utama Karangetang.