Berita Sulawesi Utara

Sejarah Gunung Karangetang di Sitaro Sulawesi Utara, Tahun 1962 Pernah Terjadi Erupsi Besar

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gunung Karangetang di Sitaro. Sejarah Gunung Karangetang di Sitaro Sulawesi Utara, Tahun 1962 Pernah Terjadi Erupsi Besar

TRIBUNMANADO.CO.ID - Gunung Api Karangetang kembali menunjukan aktivitasnya peningkatan yang cukup signifikan selang pukul 00.00 Wita hingga pukul 06.00 Wita pagi ini.

Terlihat jelas aktivitas Gunung Api Karangetang di beberapa wilayah di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara.

Tingkat aktivitas Gunung Api Karangetang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) Provinsi Sulawesi Utara masih sangat tinggi.

Baca juga: BREAKING NEWS : Jarak Luncur Guguran Lava Gunung Karangetang di Sitaro Sulawesi Utara Bertambah

Bahkan pagi ini, Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Karangetang menyatakan adanya peningkatan jarak luncur guguran lava yang mengarah ke Kali Kahetang Kelurahan Tarorane dan Kali Keting Kelurahan Tatahadeng Siau Timur.

Jarak luncur ke Kali Kahetang yang sebelumnya 1750 meter kini bertambah 100 meter menjadi 1850 meter dari puncak kawah utama Karangetang.

Begitu pula yang mengarah ke Kali Keting Tatahadeng yang sebelumnya berada di angka 2000 meter kini bertambah menjadi 2100 meter.

Lantas bagaimana aktivitas Gunung Karangetang dari masa ke masa?

Berikut aktivitas Gunung Karangetang dari masa ke masa yang dirangkum Tribunnews.com.

Mengutip Wikipedia, Gunung Karangetang juga dikenal juga dengan nama Api Siau.

Gunung berapi ini terletak di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara.

Sebagai gunung berapi yang paling aktif di Indonesia, Gunung Karangetang tercatat telah meletus sebanyak lebih dari 40 kali sejak 1675.

Banyak sekali letusan kecil yang tidak terdokumentasi pada catatan sejarah.

Mengutip situs resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Badan Geologi, vsi.esdm.go.id, karakter erupsi gunung berapi ini tergolong beristirahat singkat.

Hanya hitungan bulan, Gunung ini akan aktif kembali setelah sebelumnya beristirahat.

Pada umumnya aktivitasnya dimulai dengan erupsi asap/abu dan biasanya berlangsung dua atau tiga bulan.

Selanjutnya akan diikuti erupsi magmatik (eksplosif) dengan leleran lava (efusif).

Dalam beberapa kasus, efusif biasa juga terjadi tanpa didahului oleh eksplosif.

Pada tahun 1675, terjadi erupsi eksplosif dari Kawah Utama Gunung Karangetang.

Lalu pada 16 Januari 1712, terjadi erupsi eksplosif dari Kawah Utama.

Bahkan letusannya sampai terdengar di Ternate.

Gunung Karangetang terus menunjukkan aktivitasnya yakni di tahun 1825, 1864, 1883, 1886, 1887, 1892 sampai 1899.

Tahun 1900, Gunung ini kembali erupsi eksplosif normal dari Kawah Utama.

Sekira Maret 1921, erupsi eksplosif normal kembali terjadi dari Kawah Utama.

Suhu air di kawah yang merupakan danau kawah mencapai 80°C dan berbau belerang.

Bahkan pada saat itu, kawah terpantau aktif dan mengeluarkan lava pijar.

Pada 10 Mei 1922 peningkatan kegiatan, nampak sinar api di atas kawah.

Periode 14 Agustus, erupsi dari kawah mengeluarkan abu dan bom-bom vulkanik, yang jatuh di sekeliling kawah.

Tahun 1940 tepatnya pada awal Maret, erupsi eksplosif normal kembali terjadi dari Kawah Utama.

Jumlah korban meninggal ada satu orang, sementara dua orang luka-luka.

Tak hanya itu, ratusan pohon kelapa terbakar dan mati.

Akhir Januari, pada tahun 1962 erupsi abu terjadi setinggi 2000 meter.

Belum berhenti, pada awal Februari, erupsi besar terjadi.

Gunung Karangetang ini mengeluarkan material vulkanik pijar dan kilat api, serta asap hitam tebal.

Pada 29 Mei ditahun itu, erupsi besar kembali terjadi dengan kolom asap setinggi 2000 meter.

Aktivitas ini berangsur sampai September hingga Desember.

Akibatnya jalanan rusak, lima rumah hancur dan lima lainnya rusak di Ulu dan Tarorane.

Tahun 1987, suara gemuruh terdengar bagaikan pesawat jet dan erupsi asap terjadi sepanjang tahun. 

Juni 1993, terjadi lahar di Kali Kahetang melanda sekitar Ibukota Kecamatan Siau Timur, Ulu Siau.

Beberapa sekolah, kantor pemerintah, sarana ibadah, gedung pertemuan, asrama polisi, jalan dan jembatan hancur.

Aktivitas Gunung Karangetang terus berlanjut sampai tahun 2000.

Tahun 2004 terjadi erupsi eksplosif dan pertumbuhan kubah lava.

Dan pada 22 Maret 2010, gunung ini menujukan erupsi freatik kuat disertai hujan abu.

Terlihat lahar dingin di Kali Batuawang dan Hulu Odong.

Hal ini lantas menyebabkan Jalan Hulu Odong terputus dan terendam material setinggi 10-75 cm, sepanjang 40 meter.

Hingga Tahun 2022 ini, Gunung Karangetang masih menunjukan aktivitasnya sejak 7 Februari 2023 sampai Rabu (8/2/2023).

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini

Berita Terkini