Dia memberikan semuanya dengan hati yang tulus. Tanpa keluh kesah.
Tanpa keberatan sedikitpun karena dia sangat berharap Bait Suci segera dibangun, sebagai penghormatan dan rasa syukurnya kepada Allah, yang sudah lebih dahulu mengasihi dan memberkati dia secara luar biasa.
Apa yang dilakukan Daud mengajarkan kita untuk tahu bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan.
Kita telah diberkati Tuhan secara luar biasa hingga saat ini.
Karena itu kita harus membalasnya dengan memberikan yang terbaik kepada-Nya, dengan hati yang tulus.
Allah telah memilih dan menetapkan kita sebagai anak dan umat kesayangan-Nya.
Apakah yang dapat kita balas kepada-Nya sebagai tanda syukur dan terima kasih kita?
Yah, dengan mempersembahkan yang terbaik kepada Tuhan, dalam bentuk materi, maupun pemberian diri.
Yakni mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah.
Itulah ibadah dan rasa syukur kita yang sempurna kepada Allah. Daud telah memberi teladan bagi kita untuk kita lakukan dalam hidup sehari-hari.
Demikian firman Tuhan hari ini.
Berkatalah raja Daud kepada segenap jemaah itu: "Salomo, anakku yang satu-satunya dipilih Allah adalah masih muda dan kurang berpengalaman, sedang pekerjaan ini besar, sebab bukanlah untuk manusia bait itu, melainkan untuk TUHAN Allah." (ay 1-2)
Sahabat Kristus, kita patut bersyukur kepada Tuhan yang berkenan memakai kita untuk melayani Dia.
Di tempat di mana kita berada, Allah mengutus kita menjadi hamba-Nya. Persembahkan lah yang terbaik untuk Tuhan dalam membangun iman jemaat, tetapi juga membangun rumah Tuhan.
Berilah yang terbaik dengan hati yang tulus, agar kita terus diberkati-Nya dalam segala hal.
Ingatlah bahwa kita adalah Bait Allah dan tubuh Kristus. Maka persembahkan lah tubuh kita menjadi hormat dan kemuliaan-Nya. Sehingga kita terus dipakai-Nya jadi berkat bagi sesama. Amin