Dan itu tidak terjadi di satu tempat saja, melainkan di beberapa tempat.
Terbaru, ada 24 ekor babi yang mati di Peternakan Matungkas, Minut, Sulawesi Utara.
Hal itu menambah kepanikan masyarakat terhadap keberadaan virus ASF.
Kematian babi yang belum diketahui penyebabnya ini ternyata mempegaruhi harga daging babi di pasar.
Harga daging babi ikut turun karena banyak masyarakat yang mulai takut membeli daging babi.
Baca juga: AKBP Feri Sitorus Pimpin Pengamanan Ibadah Pemakaman Korban Pembunuhan di Tompasobaru Minsel
Baca juga: Spesifikasi dan Harga HP Samsung Galaxy M14 5G, Tawarkan Baterai Jumbo, Kini Turun pada Juli 2023
Akhirnya, para pedagang menurungkan harga jual dari Rp 65 ribu menjadi Rp 60 ribu per kilogram.
"Kita turunkan harganya karena mulai sunyi lapak kita. Banyak masyarakat yang mulai panik takut virus ASF," kata Andre saat dihubungi Tribunmanado.co.id, Kamis (20/7/2023).
Kata Andre, kemugkinan besar harga daging babi akan terus megalami penurunan.
"Kalau kita lihat kondisi seperti, harga babi akan terus turun sampai virus ASF hilang," ujarnya.
Dia berharap pemerintah bisa seceptanya menyelidiki peyebab kematian ternak babi agar masyarakat tidak panik.
"Kalau belum tahu peyebab kematian babi-babi ini pasti masyarakat panik dan akan berasumsi," ucapnya.(*)
Baca berita lainnya di: Google News.
Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.