“The palace guard” (praitorio) likely refers to the praetorian guard, made up of Roman soldiers.” (Robert Lightner).
Melihat kenyataan ini, tentu saja Paulus sangat bersyukur bahwa apa yang terjadi padanya itu justru menyebabkan berita Injil itu masuk ke area strategis.
Ini sama dengan cara Paulus ketika harus naik banding agar dapat berjumpa dengan Agripa (Kis.26:24-32).
Dapat dikatakan bahwa apa yang Paulus lakukan adalah pendekatan “leader to leaders.”
Gebrakan apa yang telah kita lakukan? Kalau belum, gebrakan atau terobosan apa yang kita ingin lakukan?
Gebrakan memerlukan keberanian iman. Gebrakan adalah tindakan progresif menembus tembok penghalang (barriers wall).
Daud maju menantang Goliat dengan menanggalkan barier keraguan dan ketakutan.
Nehemia maju membangun tembok Yerusalem dengan menerabas intimidasi.
Ester maju dengan mental yang siap kehilangan nyawa sekalipun.
Daniel maju dengan menyingkirkan kompromismenya. Petrus maju dengan menanggalkan kedagingannya.
Paulus maju dengan menanggalkan baju kebanggaan Yudaismenya.
Untuk apa? Hanya satu, agar nama Tuhan Yesus Kristus disembah dan dimuliakan.
Dalam bukunya God, Discover His Character, Bill Bright berpesan: “Because God never changes, He will never changes His mind, go back on His word, or leave unfinished what He has started.”
Bahwa Allah tidak berubah itu, tidak pernah mengubah pikiran-Nya. Karena itu kembali pada perintah-Nya dan kerjakanlah apa yang telah dimulai-Nya.
Bagaimana dengan kita?
Inspirasi: Gebrakan tanpa gerakan tidaklah mungkin. Gerakan tanpa gebrakan bisa berarti statis. Namun gerakan ditambah gebrakan adalah suatu kemajuan yang dinamis.