TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Kebijakan Pemkot Manado yang melarang badut lampu merah juga menerbitkan nestapa di hati para ibu.
Pasalnya, karena para badut lah para ibu bisa menenangkan anaknya saat melintas di lampu merah.
"Anak saya sangat suka dengan aksi badut di lampu merah. Mereka selalu tertawa lihat badut," kata seorang ibu bernama Grace, Kamis (6/7/2023).
Ia mengaku kerap berkendara dengan mobil bersama keluarganya, baik untuk kerja maupun santai.
Perhentian di lampu merah selalu membuat bete, termasuk anaknya yang bahkan kerap menangis.
"Dan hiburannya cuma para badut itu, anak saya senang sekali melihat mereka," kata dia.
Grace menyebut para badut itu tak mengganggu lalu lintas, mereka juga sopan.
"Kalau tak diberi tetap menghibur," katanya.
Hal senada dikatakan Ailin.
Anaknya selalu ceria jika melihat badut.
"Kali ini badut menghilang dan dia bertanya kenapa badut sudah tak ada," katanya.
Ia menuturkan, badut lampu merah adalah hiburan rakyat.
Biasanya, badut betulan harganya mahal dan hanya ada di pesta pesta orang kaya.
"Tapi ini bisa dinikmati semua orang, termasuk anak-anak," katanya.
Baca juga: Spesifikasi dan Harga HP Oppo A95, Ditenagai Snapdragon dan Kamera 48 MP, Dijual Segini Sekarang
Baca juga: Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Matthew Panelewan di Talawaan Minahasa Utara Ada 35 Adegan
Kepala Bidang SDA Satpol PP Manado, Hentje Patimbano, mengungkapkan pihaknya hanya menjalankan perda.