Ia menuturkan, babi mati di Minsel dan Mitra dipastikan bukan karena virus ASF.
Hal itu dipastikan setelah melalui pemeriksaan di lab.
"Bukan karena virus ASF," katanya.
Plt Kadis Pertanian dan Peternakan Sulut Nova Pangemanan menyatakan, penjagaan di perbatasan Bolmut dan Bolsel kian ketat.
Ada dokter hewan yang siaga 1 kali 24 jam.
"Langkah cepat dilakukan dengan dokter hewan standby 1×24 jam di wilayah masuk dan lintas lewat, langsung mengambil sampel di kirim ke maros,” ujarnya.
Ia menuturkan, langkah lainnya adalah menggencarkan pengambilan uji sampel.
Sebanyak 1600 ekor babi di desa Kanonang Minahasa dinyatakan negatif setelah melalui uji sampel.
"Pun sampel peternak di wilayah Dumoga yang akan dikirim ke provinsi Kalteng berjumlah 230 ekor negatif ASF," katanya.
Menurut dia, masyarakat tak perlu takut mengkonsumsi daging babi.
Sebab virus tersebut bukan penyakit Zoonosis.
"Zoonosis merupakan penyakit yang secara alami dapat menular dari hewan vertebrata ke manusia atau sebaliknya. Namun ASF bukan termasuk penyakit tersebut,” tegasnya. (Art)