Membawa damai dan menerima pendamaian, harus menjadi bagian yang diusahakan oleh Sunsugos maupun yang harus diterima dan dilakukan dengan kerendahan hati oleh Euodia dan Sintikhe.
Sehingga, suasana bathin dan relasi hati yang indah terbangun dalam semangat pelayanan. Sebab perpecahan hanya merugikan pelayanan, juga merugikan diri sendiri dan jemaat.
Bahkan ditentang oleh Kristus. Jadi, tidak ada alasan untuk saling mempertahankan pendapat atau membela diri sendiri. Tapi harus ada kerelaan saling menerima dan memaafkan antara semua pihak.
Jangan mengeraskan hati, sebab itu justeru membahayakan diri sendiri, sesama pelayan, jemaat dan pemberitaan Injil.
Demikian firman Tuhan hari ini.
"Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan." (ay 3)
Kita juga mewarisi nasihat seperti yang diterima Sunsugos. Kita diustus membawa damai di Medan pelayanan kita, di mana saja kita berada. Maka jadilah pembawa damai dalam pelayanan. Jangan bawa perpecahan.
Apakah artinya pelayanan kita yang bagus tapi relasi dengan teman sepelayanan tidak baik, bertentangan, cekcok dan tidak sehati sepikir? Semuanya akan sia-sia saja.
Karena itu, janganlah merasa diri benar dan menganggap orang lain salah, kurang dan tidak penting dalam pelayanan. Kita harus introspeksi diri. Jangan-jangan kita seperti Euodia dan Sintikhe. Kalau betul demikian, bertobatlah.
Jangan menunggu Sunsugos baru menjumpai kita. Kita harus berperan sebagai Sunsugos, yang membawa damai, menciptakan rasa nyaman, sukacita dan bahagia dalam pelayanan, sehingga, nama Tuhan diagungkan. Amin
DOA: Tuhan Yesus, pakailah kami sebagai pembawa damai dalam pelayanan bahkan di mana saja demi kemuliaan nama-Mu. Amin