Sulawesi Utara

4 Langkah yang Harus Dilalui Lulusan SMK Sulut untuk Kerja di Jepang dengan Gaji 35 Juta per Bulan

Editor: Rizali Posumah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ratusan lulusan SMK se-Sulawesi Utara adu otak dalam tes Tokutei Gonou atau Pekerja Berketerampilan Khusus untuk magang di Jepang, Senin (26/6/2023).

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Pergi ke Jepang untuk bekerja dan mendapat gaji puluhan juta per bulan adalah impian banyak orang. 

Meski begitu, ada sejumlah persyaratan atau langkah yang harus dilalui untk bisa pergi di Jepang dan bekerja di sana. 

Di Jepang sendiri, pekerja bisa mendapat sekitar Rp 35 juga per bulan. 

Kini bekerja di Jepang bukan hanya sekedar mimpi namun juga bisa menjadi kenyataan. 

Adalah Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey, yang mewujudkan mimpi ini.

Belum lama ini misalnya, ada 60 siswa lulusan SMK Pertanian dikirim magang ke Jepang.

Sekarang ini, ada ratusan lulusan SMK se-Sulut tengah berjuang untuk merebut 900 slot magang di Jepang.

Di mana tes dilangsungkan pada Senin (26/6/2023) kemarin.

Informasi yang dihimpun tribunmanado.co.id, para peserta akan melalui empat langkah. 

Pertama peserta akan mengikuti proses seleksi tertulis dan wawancara.

Kemudian mereka akan mengikuti pelatihan bahasa dan bidang SSW, lalu seleksi IJBNet.

Jika lolos, dilanjutkan dengan penandatanganan kontrak kerja.

Ratusan Lulusan SMK se-Sulawesi Utara Ikuti Tes untuk Magang di Jepang

Ratusan lulusan SMK se-Sulawesi Utara adu otak dalam tes Tokutei Gonou atau Pekerja Berketerampilan Khusus untuk magang di Jepang, Senin (26/6/2023).

Tes dilaksanakan di Kantor Dinas Pendidikan Daerah Sulut.

Mereka berebut jatah 900 slot untuk magang di Jepang.

Amatan tribunmanado, ruang tes sudah dipadati pelamar sejak pagi.

Mengenakan pakaian putih hitam, mereka membawa alat tulis.

Animo para pelamar yang datang dari seluruh daerah di Sulut ini nampak tinggi.

Mereka nampak setia menanti giliran.

Setelah tes tertulis, kemudian para pelamar menjalani wawancara.

Plt Dinas Pendidikan Sulut yang juga Sekprov Sulut, Steve Kepel, menuturkan para lulusan SMK tersebut akan berkiprah di lima bidang pekerjaan di Jepang.

"Ada bidang pertanian, perawat, building cleaning, konstruksi, dan permesinan," katanya.

Ungkap dia, syarat pelamar adalah tamatan SMK dan berusia 18-35 tahun.

Menurutnya, pelamar yang lolos bakal berkesempatan bekerja di Jepang dengan gaji hingga 35 tahun.

Kabar gembira bagi lulusan SMK Sulut.

Gubernur Sulut, Olly Dondokambey, dan Wakil Gubernur Sulut, Steven Kandouw, bakal membuka program tenaga kerja di Jepang bagi lulusan SMK Sulut.

Tak tanggung-tanggung, pemprov menargetkan dalam setahun bisa mengirim 1.000 lulusan SMK ke Jepang.

“Kalau bisa dalam waktu dekat ini lulusan (SMK) itu diseleksi lagi.

Nanti difasilitasi oleh Pemprov Sulut. Saya minta secepatnya bergerak (cari) lulusan yang baru lulus kemarin,” tegas Steve Kepel saat memimpin Rapat Rapat Kerja Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Sulut beberapa waktu lalu.

Di Negeri Sakura, tenaga kerja yang dibutuhkan ada pada sektor keperawatan, industri mesin, makanan dan minuman, pertanian, serta konstruksi.

“Ada banyak sektor yang dibutuhkan, tapi saya berpikir utamakan lima sektor unggulan itu dulu,” tukasnya.

Steve Kepel memasang kuota per tahunnya Sulut mengirim 1.000 orang ke Jepang.

Steven Kandouw melepas 60 siswa SMK Pertanian untuk magang di Jepang, Kamis (1/06/2023) (Kominfo Sulut)
“Sasaran kita minimal penuhi 1.000 lulusan SMK,” ujarnya.

Agar bisa memenuhi kuota tersebut, Steve Kepel minta para kepsek berbenah.

Upaya konkret yang dilakukan di antaranya proses pembelajaran yang perlu menambah jam belajar Bahasa Jepang, belajar tata krama orang Jepang, termasuk budayanya.

“Coba kita benahi itu,” pungkasnya.

Diketahui, baru-baru ini Steven Kandouw melepas 60 siswa SMK Pertanian untuk magang ke Negara Jepang.

Pelepasan dilaksanakan di Aula Mapalus Kantor Gubernur Sulut, Kamis (1/6/2023). (*)

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Berita Terkini