Pencegahan Virus ASF di Sulut

Karantina Pertanian Pastikan Tak Ada Media Pembawa ASF Masuk via Bandara dan Pelabuhan Sulut

Penulis: Fernando_Lumowa
Editor: Rizali Posumah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi daging babi di salah satu supermarket yang ada di Kota Manado Sulawesi Utara.

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Karantina Pertanian Manado memastikan pengawasan intensif di pintu-pintu masuk karantina.

Hal ini dilakukan sebagai antisipasi African Swine Flu (ASF) yang mengancam ternak babi.

Penjagaan dan pengawasan diperketat karena Sulawesi Utara masih berstatus bebas virus ASF.

"Kami pastikan tidak ada babi atau produk olahannya, media pembawa penyakit karantina yang masuk," kata Sub Koordinator Pengawasan Penindakan Balai Drh Setyawan Pramularsih MH mewakili Kepala Karantina Manad Yusup Patiroy Senin (19/06/2023).

Ia memastikan, media pembawa yang tidak sesuai aturan karantina tidak diperbolehkan masuk Sulawesi Utara.

Media itu, di antaranya, daging babi, daging sapi, makanan olahan daging babi.

Kebanyakan, kata Pramularsih, pihaknya menahan makanan olahan yang dibawa pekerja maupun wisatawan dari Tiongkok.

Makanan itu ditahan karena tak punya dokumen karantina dari negara asal.

"Semua yang dilarang, tidak ada dokumen karantina kita tahan. Pemusnahan dilakukan secara berkala," jelasnya.

Diketahui, pintu masuk karantina di Sulawesi Utara ialah Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Pelabuhan Laut Bitung, Pelabuhan Melonguane, Kep. Talaud dan Pelabuhan Tahuna, Kep.Sangihe. (ndo)

Dokter Hewan Jaga Perbatasan Selama 24 Jam

Sementara itu, Plt Kadis Pertanian dan Peternakan Sulut Nova Pangemanan menegaskan sampai saat ini Sulut aman dari virus ASF.

"Sesuai hasil uji klinis laboratorium Maros, ternak Babi di Sulut masih aman," ujar Pangemanan, Senin (19/6/2023).

Nova Pangemanan mengatakan, penjagaan di perbatasan Bolmut dan Bolsel kian ketat.

Ada dokter hewan yang siaga 1 kali 24 jam di sana demi Sulawesi Utara aman dari Virus ASF.

Halaman
12

Berita Terkini