TRIBUNMANADO.CO.ID - Badan Geologi Kementerian ESDM kembali melakukan evaluasi tingkat aktivitas Gunung Api Karangetang di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro.
Evaluasi yang disampaikan kepada Kepala BNPB, Gubernur Sulawesi Utara dan Bupati Sitaro itu menerangkan tentang kondisi Karangetang pada status level III Siaga hingga 1 Juni 2023 lalu.
Dimana dalam evaluasi yang didasarkan hasil pengamatan secara visual dan intsrumental, potensi ancaman bahaya gunung berketinggian 1784 mdpl itu terbilang masih tinggi.
Surat dengan Nomor: 287/Lap/GL.03/BGL/2023 itu menerangkan beberapa item, mulai dari pengamatan visual, pengamatan instrumental, evaluasi hingga potensi ancaman bahaya serta kesimpulan dan rekomendasi.
Dari evaluasi diketahui bahwa erupsi efusif Gunung Karangetang masih terjadi, dengan lava yang keluar dari bagian barat daya Kawah Utama mengarah ke Kali Batang, Kali Timbelang dan Beha Barat sejauh 1.200 meter.
Sedangkan ke arah selatan masuk ke Kali Batuawang dan Kali Kahetang dengan jarak luncur 1500 meter.
Meski erupsi efusif masih terus berlangsung, namun intersitasnya dikabarkan mulai berkurang sebagaimana data visual nampak adanya aliran lava yang mengarah ke Tenggara sejak 24 Mei 2023 yang berkurang.
Adapun aktivitas luncuran lava masih terkonsentrasi ke arah barat daya dan selatan dengan jarak luncur maksimum sekitar 1500 meter dari kawah utama.
Awan panas pada periode ini tidak terjadi, namun perlu diwaspadai kemungkinan awan panas guguran Gunung Karangetang terjadi ke arah selatan (Kali Kahetang dan Kali Batuawang).
Selanjutnya dari evaluasi yang ada diperlukan kewaspadaan terhadap awan panas guguran dimana kubah lava lama masih ada di puncak dan sewaktu-waktu dapat rubuh bersamaan dengan keluarnya lava.
Termasuk karakteristik awan panas guguran Gunung Karangetang terjadi dari penumpukan material lava yang longsor.
Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang, Yudia Tatipang membenarkan adanya evaluasi yang disampaikan pihak Badan Geologi.
Meski jumlah gempa guguran mengalami penurunan, namun Gunung Api Karangetang masih memberikan ancaman serius bagi warga.
"Masih mengancam. Makanya kami terus mengingatkan masyarakat untuk tidak beraktivitas di zona yang masuk radius berbahaya," kata Yudia, Kamis (8/6/2023).
Beberapa sungai yang menurut Yudia masih menjadi arah guguran, yakni Sungai Batuawang dan Sungai Kahetang di wilayah Siau Timur.