TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - YM Bhikkhu Anando hadir dalam Podcast Tribun Manado dengan tema Kisah Menjadi Seorang Bhikkhu, Rabu (7/6/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Bhikkhu Anando menceritakan, ketika masih kecil ia tidak punya cita-cita dan tak terbayangkan akan menjadi seorang rohaniawan agama Budha.
Bhikkhu Anando kecil gemar mengurus hewan, karena itu ia sempat bercita-cita menjadi dokter hewan.
Tapi baginya, perjalanan yang menentukan.
Ketika beranjak remaja, anak bungsu dari lima bersaudara ini kecelakaan dan tulang paha kirinya patah.
"Tulang paha kaki kiri saya pernah empat kali patah. Terakhir patah sekitar pukul 02.00 Wita, saya melihat ibu menemani di rumah sakit," katanya.
Di situ, Bhikkhu Anando merasa tersentuh saat melihat ibunya merasa kasihan dengan orang tua yang susah payah mengurus dan merawat anaknya.
Bhikkhu Anando menyebut, ayahnya meninggal saat dirinya berusia delapan tahun.
"Dengan begitu saya berpikir anak yang nakal itu anak yang kreatif. Di situ saya memutuskan ingin menjadi guru agama," ucapnya lagi.
Singkat cerita, setelah jadi guru agama kurang lebih tiga tahun, Bhikkhu Anando berpikir lebih baik menjadi rohaniawan.
Baca juga: 6 Rusa Betina dan 4 Jantan Huni Rumah Baru di TWA Batu Angus Kota Bitung
Baca juga: Potret Vihara Arama Kebun Kesadaran Kolongan Minut Sulawesi Utara, Miliki 108 Patung Buddha
"Saat saya ingin menjadi rohaniawan, harus menghadapi peraturan sebanyak 227, salah satunya tidak boleh disentuh dan menyentuh wanita," ungkapnya.
Tujuan utama menjadi rohaniawan adalah ingin membantu para orang tua untuk mendidik anak-anak supaya mereka menjadi anak yang berbakti.
"Apapun agama dan keyakinannya, torang samua basudara, baku sayang, dan baku-baku bae, karena torang samua basudara, karena kita semua pasti ingin disayangi," tuturnya.
Dalam hidup ini ada suka dan duka.
Inti dari 227 aturan tersebut adalah tidak berbuat jahat, banyak berbuat baik, dan sucikan hati atau pikiran.
Bagi Bhikkhu Anando, salah satu peraturan terberat itu tidak boleh menyentuh dan disentuh wanita, apalagi menikah.
"Ajaran Buddha kita harus mengendalikan diri yang baik. Sebagai manusia sempurna sempat ketemu satu adik di vihara yang saya kenal kurang lebih tiga tahun, saat itu belum terpikirkan menjadi bante," katanya lagi.
Kemudian Bhikkhu Anando sempat membuat janji dengan wanita tersebut untuk bertemu.
Saat dirinya tiba lebih dulu di tempat yang sudah ditentukan, Bhikkhu Anando sempat lima kali bertanya dalam hati tentang apakah wanita tersebut jodohnya.
Saat itu, suara hati berbicara wanita itu bukan pasangan hidupnya.
Baca juga: Populer Sulut: Bule Italia Jadi WNI, Reza Rumambi Gantikan Franky Wongkar, Daftar Artis Jadi Bacaleg
Baca juga: Viral di Medsos Siswi SMP di Tondano Lakukan Penganiayaan, Kini Berakhir di Unit PPA Polres Minahasa
"Dengan begitu kata hati saya dia bukan pasangan hidup. Setelah dia sampai saya tidak jadi nembak, padahal saya yakin 99 persen bisa diterima," pungkasnya.(*)
Baca berita lainnya di: Google News.
Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.