TRIBUNMANADO.CO.ID - Insiden kecelakaan kereta api di India menarik perhatian publik Internasional.
Kecelakaan tersebut menyebabkan 288 orang tewas.
Ratusan orang kini dirawat karena mengalami luka-luka.
Terungkap kini suasana mencekam saat kejadian nahas tersebut.
Seperti diketahui kecelakaan maut tersebut melibatkan 3 kereta.
Kecelakaan tersebut terjadi pada Jumat (2/6/2023), pukul 19.00 waktu setempat.
Dalam insiden nahas itu, sebanyak 288 orang dinyatakan tewas, sementara 1.000 orang dilaporkan mengalami luka-luka dan masih dalam perawatan intensif.
Baca juga: Update Korban Kecelakaan Tragis Kereta Api di India: 288 Jiwa Tewas, 900 Lainnya Luka-luka
Salah satu penumpang kereta yang selamat, Vandana Kaleda menceritakan kesaksiannya ketika kecelakaan kereta terjadi. Dengan mata berkaca – kaca Kaleda bercerita bahwa dirinya merasakan guncangan keras saat kereta yang ditumpangi keluar dari jalur rel.
"Ketika saya melangkah keluar dari kamar mandi, tiba-tiba kereta miring. Saya kehilangan keseimbangan. Semuanya kacau balau. Orang-orang mulai saling berjatuhan dan saya terkejut dan tidak mengerti apa yang terjadi. Pikiran saya berhenti," ujar Kaleda
Tak lama dari itu suara dentuman keras terdengar menggema saat kereta Howrah Superfast Express yang melaju dari Yeshwanthpur ke Howrah menabrak gerbong Coromandel Express .
“Semua hancur, tubuh tanpa anggota badan dan pertumpahan darah di rel," kata penumpang yang selamat, Anubha Das, seperti yang dikutip dari independent.co.
“Jeritan dan ratapan korban luka dan kerabat korban tewas sangat mengganggu. Itu mengerikan dan menyayat hati," tambah Das.
Hal senada juga dilontarkan oleh saksi yang selamat dari insiden tersebut, pria yang tidak diketahui namanya itu bercerita saat kecelakan terjadi ia tengah tertidur, namun tak berselang lama suara dentuman keras terdengar nyaring.
“Saya terbangun oleh suara kereta yang tergelincir. Tiba-tiba saya melihat 10-15 orang tewas. Saya berhasil keluar dari gerbong, dan kemudian saya melihat banyak tubuh terpotong-potong." kata seorang korban pria tak dikenal kepada berita NDTV.
Korban bisa bertambah