“Ya, kalau berdasarkan data E-PPGBM yang memuat data hasil pengukuran dan pelaporan gizi yang di-entry setiap bulannya oleh pengelola gizi di tiap puskesmas, angka prevalensi kita tercatat 2,69 persen dengan sasaran 7.026 balita dan telah dilakukan pengukuran sebanyak 7.020 balita atau sebesar 99,9 persen. Ini kondisi real yang ada,” katanya.
Berbagai upaya yang telah dilakukan adalah bentuk komitmen Pemerintah Kota Kotamobagu dalam rangka mempercepat penurunan angka stunting.
“Tentu dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Kotamobagu atas petunjuk serta arahan ibu wali kota dan pak wakil wali kota, serta akselerasi, kerjasama, dan kolaborasi semua stakeholder yang terlibat, diharapkan dapat mempercepat penurunan angka stunting di Kota Kotamobagu,” ujar Sofyan Mokoginta.
Sementara Kepala Bappelitbangda Kotamobagu, Adnan Massinae, menambahkan berbagai upaya yang dilakukan Pemkot Kotamobagu untuk mempercepat penurunan stunting mendapat apresiasi dari tim juri, terutama dari akademisi.
“Iya, tadi ada hal yang menarik bahwa Kota Kotamobagu mendapat apresiasi dari tim juri terutama akademisi atas keberhasilan menurunkan angka stunting berdasarkan data SSGI dari 25,1 persen pada tahun 2021, turun menjadi 22,9 persen pada tahun 2022. Kita harus tetap kerja keras untuk mengejar target nasional tahun 2024 sebesar 14 persen,” ucap Adnan Massinae.(*)
Baca berita lainnya di: Google News.
Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.