Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Selang beberapa tahun terakhir ini terdapat beberapa pelajar SMA dan SMK di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro, Provinsi Sulawesi Utara yang putus sekolah.
Ragam penyebab didapati, mulai dari pelajar yang tidak lagi berkeinginan untuk sekolah hingga yang hamil.
Seperti halnya yang didapati di SMA Negeri 1 Siau Timur Kabupaten Sitaro pada Tahun Ajaran 2021/2022.
"Ada tujuh orang pelajar yang putus sekolah. Dua di antaranya karena hamil.
Lima lainnya berhenti karena sudah tidak ada kemauan untuk sekolah," ungkap Kepala SMA Negeri 1 Sitim, Kristianus Lasander, Senin (8/5/2023).
Sementara di Tahun Ajaran 2022/2023, data mencatat sebanyak lima orang pelajar SMA Negeri 1 Siau Timur yang putus sekolah karena berhenti atas keputusan sendiri.
"Empat orang laki-laki dan satu orang perempuan. Sama seperti tahun ajaran sebelumnya, mereka ini berhenti atas kemauan sendiri," bebernya.
Khusus bagi pelajar yang hamil, pihak sekolah tidak serta merta mengeluarkan yang bersangkutan dari sekolah.
"Kami masih melakukan upaya-upaya seperti pembinaan, mencari informasi kenapa sampai pelajar ini hamil dan sebagainya.
Lain lagi ketika kedua pihak keluarga sudah memutuskan untuk menikahkan anak mereka," kata Lasander.
"Apabila pelajar tersebut telah terdaftar sebagai calon peserta ujian, itu kami berupaya untuk memediasi dengan orang tua supaya anak tersebut boleh menyelesaikan dulu studinya," katanya lagi.
Hal serupa juga diungkapkan mantan Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Siau Timur, Jan Lohonauman yang menyebut adanya langkah dan upaya pihak sekolah terhadap mereka yang terancam putus sekolah.
"Ini pengalaman kami waktu masih menjadi Kepala Sekolah.
Pernah ada pelajar yang hamil lalu kami sarankan untuk pindah sekolah. Kenapa demikian, karena biasanya mereka sudah malu untuk melanjutkan sekolahnya," ujar Lohonauman.
Jika pelajar yang hamil itu belum masuk kelas ujian, maka pihak sekolah menganjurkan agar yang bersangkutan menuntaskan proses persalinan dan mendaftar kembali pada tahun ajaran baru.