TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Sebanyak 28 kepala keluarga dari Kelurahan Bebali, Kecamatan Siau Timur, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, yang selama ini berada di pengungsian akhirnya dipulangkan, Sabtu (1/4/2023).
Pemulangan itu dilakukan menyusul menurunnya aktivitas Gunung Api Karangetang di Sitaro yang sebelumnya mengalami kenaikan status pada Februari lalu.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalak BPBD) Sitaro, Joickson Sagune, mengatakan sebelum memulangkan para pengungsi, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Karangetang.
"Saat ini kita lakukan tindakan pemulangan pengungsi. Langkah ini terkait tindak lanjut rapat kami dengan petugas PGA," kata Joickson Sagune kepada tribunmanado.co.id.
Menurut Joickson Sagune, dalam rapat dimaksud, pihaknya memperoleh penjelasan teknis terkait hasil analisa petugas PGA terhadap aktivitas Gunung Karangetang.
"Saat ini memang sudah agak menurun sehingga mereka sudah boleh merekomendasikan untuk kembali. Mudah-mudahan statusnya bisa kembali normal," lanjutnya.
Terhitung hingga hari ini, warga Dusun Kola-Kola yang terdampak aktivitas Gunung Api Karangetang ini telah mengungsi selama 47 hari atau hampir dua bulan.
"Selama berada di pengungsian, semua proses boleh berjalan dengan baik termasuk koordinasi dengan seluruh stakeholder terkait, baik Dinas Sosial, TNI Polri, dan pemerintah kelurahan," ungkapnya.
Pasca pemulangan warga ini, Joickson Sagune bilang pihaknya masih akan terus memantau perkembangan aktivitas gunung berketinggian 1784 mdpl itu melalui petugas PGA Karangetang.
"Apalagi kan Dusun Kola-Kola ini masuk radius berbahaya 3,5 kilometer. Jadi akan tetap kami pantau selama aktivitas gunung masih terus berlangsung," kuncinya.
Baca juga: Viral Diduga Keluarga Polisi Pamer Baju Impor Sitaan yang Dibawa Pulang, Banjir Hujatan Warganet
Baca juga: Sosok Nazar Arnas Anggota DPRD Kabupaten Pelalawan Pamer Pangku Setumpuk Uang, Awalnya Hanya Iseng
Kepala Dinas Sosial Sitaro, Cosman Ambalao, yang dijumpai di lokasi pengungsian menyatakan, bantuan peralatan tidur yang telah diberikan selama ini bisa dibawa pulang ke rumah masing-masing.
"Baik itu tikar, selimut dan alat tidur lainnya bisa dibawa pulang. Begitu pula dengan bantuan bahan makanan, uang masih ada, akan dibagi rata," ujar Cosman Ambalao.