Pertama, pengemudi perlu menjaga kecepatan untuk menghindari potensi terjadinya aquaplaning. Untuk diketahui, aquaplaning merupakan kondisi slip, di mana roda melayang ketika melalui genangan air dalam kecepatan yang tinggi.
Selanjutnya kedua, pengemudi perlu menjaga jarak aman dengan kendaraan yang lain, sehingga ada ruang untuk mengantisipasi dan memiliki visibilitas yang luas. Selanjutnya, pengemudi sebaiknya menggunakan lajur yang paling aman, yaitu lajur kiri.
"Selalu berjalan di kiri. Lajur yang paling aman, karena kecepatan maksimalnya hanya 60 kpj," ucap Sony.
Sony melanjutkan, pengemudi bisa menyalakan lampu senja untuk membantu visibilitas pengemudi ke depan, serta membantu pengemudi di depannya tersebut sebagai patokan.
Pengemudi juga sebaiknya menghindari kebiasaan menyalip atau mendahului kendaraan lain di saat kondisi hujan. Ini dapat memperbesar potensi terjadinya kecelakaan.
"Di saat menyusul (dengan) kecepatan kendaraan di atas rata-rata, mudah slip akibat slipstream, crosswind, blindspot, dan lain-lain," ujar Sony.
Kemudian, jaga juga kondisi emosi yang stabil agar dapat berkendara dengan aman dan tidak mudah terpancing marah, yang dapat berakibat membahayakan diri dan pengguna jalan lain.
Terakhir, dari sisi kondisi kendaraan, pengemudi juga harus memperhatikan dan menjaga kondisi ban. Menjadi komponen utama yang bersentuhan langsung dengan aspal, kondisi ban harus prima agar memiliki grip yang baik khususnya saat melalui jalan yang basah.
"Jaga kondisi ban, baik pattern-nya maupun cek anginnya. Supaya grip-nya lebih baik ke permukaan jalan," ucap Sony.
Baca berita Tribun Manado lainnya di Google News
Telah tayang di SuryaMalang.com