Sebaliknya, tubuh akan bereaksi setelah hipoglikemia itu memecah cadangan gula dalam tubuh. Akibatnya, bisa terjadi hiperglikemia atau kondisi ketika gula darah mengalami kenaikan dari batas normal yang merupakan kondisi berbahaya bagi penderita diabetes.
Untuk itu, ia mengungkapkan bahwa penderita diabetes yang memiliki risiko tinggi, tidak disarankan untuk berpuasa.
Sedangkan bagi penderita diabetes yang memiliki risiko rendah dan sedang, boleh melakukan ibadah puasa dengan pengawasan dokter.
Tanda yang harus diperhatikan
Menurut Andi, penderita diabetes yang berpuasa juga harus mengenali tanda-tanda bahaya kapan mereka harus membatalkan puasa. Beberapa tandanya meliputi:
Baca juga: Kecelakaan Maut Tadi Pagi, 2 Orang Tewas, Korban Tewas di Tempat Setelah Ditabrak Truk yang Menyalip
Baca juga: Lirik Lagu Evergreen - Omar Apollo Lengkap dengan Terjemahan dalam Bahasa Indonesia
- Gemetaran
- Pusing
- Berkeringat dingin
- Berdebar-debar
- Pandangan kabur
"Jika mengalami tanda-tanda tersebut, lebih baik langsung dibatalkan puasanya," ucapnya.
Tips puasa bagi penderita diabetes
Andi memberikan beberapa tips untuk penderita diabetes yang ingin menjalani ibadah puasa pada bulan Ramadan, yakni:
1. Konsultasi dengan dokter
Hal pertama yang sebaiknya dilakukan bagi penderita diabetes adalah berkonsultasi ke dokter maupun ahli gizi.
Dokter nantinya akan melakukan pengecekan kadar gula darah dan menyarankan berbagai makanan yang boleh atau tidaknya dikonsumsi.
"Nantinya, dokter akan mempertimbangkan beberapa hal seperti berat badan, aktivitas, dan asupan cairan dalam tubuh. Jika dirasa stabil, maka biasanya akan diperbolehkan untuk puasa," ujarnya.
2. Hindari makanan dan minuman yang mengandung gula
Perlu diingat bahwa penderita diabetes tetap harus mengontrol apa saja yang dimakan serta menghindari makanan dan minuman yang mangandung gula.
Hal ini karena, makanan yang mengandung gula dapat membuat kadar gula darah melonjak drastis.