Terkait waktu terjadinya Isra Miraj, Aly mengungkapkan tidak ada kesepakatan dari para ulama terkait hal ini.
Namun Aly menegaskan bahwa Isra Miraj jelas terjadi, namun waktunya masih menjadi perselisihan di antara para ulama.
"Tapi pendapat paling kuat, ulama mengatakan bahwa Isra Miraj Rasulullah SAW terjadi pada 27 Rajab," terangnya.
Tujuan Perjalanan Nabi Muhammad SAW
Lebih lanjut, Aly Mashar menjelaskan banyak tujuan dari Isra Miraj atau perjalanan Nabi Muhammad SAW.
Di antaranya pertama, sebelum mengalami Isra Miraj, Rasulullah SAW sedang mengalami kesedihan yang luar biasa.
"Ditinggal oleh dua tokoh yang sangat Beliau sayangi, yang mendukung perjuangannya dalam menyiarkan agama Islam. Pertama, istrinya tercinta yaitu Khadijah Al Kubro. Kedua, yakni pamannya, Abu Thalib," jelasnya.
Oleh karena, pada masa itu disebutkan tahun kesedihan Rasulullah SAW.
"Terlihat dari sini, maka tujuan Isra Miraj itu memberikan suatu bahasanya rekreasi biar Rasulullah SAW tidak sedih lagi. Rasulullah SAW direkreasikan oleh Allah SWT dan diajak bertemu langsung dengan Allah SWT," jelasnya.
Dengan bertemu langsung Allah SWT, bertujuan agar Rasulullah SAW semakin kuat dalam menyiarkan agama Islam.
Diungkapkan juga, ketika itu umat Muslim dalam situasi yang sangat sulit karena diembargo secara ekonomi oleh kaum kafir Quraisy.
"Jadi itu masa-masa yang sulit dan masa yang sedih bagi Rasulullah, kemudian Allah SWT mengajak bertemu langsung," jelasnya.
Kemudian tujuan kedua, dilihat dari surat Al-Isra bahwa tujuan Isra Miraj adalah menunjukkan kepada Rasulullah SAW terhadap keagungan-keagungan Allah SWT.
"Karena dalam Isra Miraj itu nanti Rasulullah SAW pada perjalanan ditunjukkan dengan keagungan-keagungan Allah SWT, peristiwa-peristiwa ghoib, pengalaman-pengalaman spiritual yang dalam. Bahkan kemudian Rasulullah SAW bertemu langsung dengan Allah SWT," jelasnya.
Kemudian dalam Isra Miraj, Allah SWT memerintahkan secara langsung salat 5 waktu.