Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 2.2 mm dan durasi 31 detik.
Petugas dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Teguh Purnomo menyebut aktivitas abu vulkanik Gunung Marapi berfluktuasi sejak Januari 2022.
Hingga kini tingkat aktivitas adalah status level II atau waspada sejak 3 Agustus 2011.
"Kondisi Gunung Merapi sekarang masih stabil di status level II waspada," ujarnya.
Menurutnya, masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan wisatawan agar tidak melakukan aktifitas mendekati Gunung Marapi pada radius 3 Km dari kawah atau puncak.
Hal ini mengingat kawah sebagai pusat letusan dan sumber keluarnya gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan bagi kehidupan.
40 Pendaki Dievakuasi
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar) menyebut pendaki yang saat ini berada di Gunung Marapi dikonfirmasi dalam kondisi aman.
Sebagaimana diketahui dilaporkan ada 40 an pendaki di Gunung Marapi yang mengalami erupsi pada Sabtu (7/1/2023) pagi.
Informasi tersebut disampaikan oleh Kepala BKSDA Sumbar, Ardi Andono.
"20 pendaki saat ini sedang melakukan perjalanan turun, lalu 20 pendaki lagi diperkirakan tengah berada di Cadas Marapi," katanya Sabtu (7/1/2023).
Sebanyak 40 pendaki itu, kata Ardi, melakukan pendakian ke Gunung Marapi pada Kamis dan Jumat kemarin.
"Kita bakal evakuasi jika kondisi dari erupsi vulkaniknya ini sudah mulai berkurang," ungkap Ardi.
Diketahui, erupsi di Gunung Marapi terjadi selama dua kali, dimulai pada pukul 06.11 tadi pagi dan pukul 09.00.
Terkait kondisi terkini di Gunung Marapi, Petugas dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Teguh Purnomo menyebut pihaknya mendeteksi ketinggian awan hitam dari erupsi tersebut mencapai 300 meter.