“Erick Thohir menjadi salah satu figur cawapres yang diinginkan oleh publik,” kata Burhanudin
Perlu Diketahui Indikator Politik Indonesia telah melangsungkan survei pada periode 30 Oktober-05 November 2022 menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 1.220 orang.
Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Ukuran sampel 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Ridwan Kamil teratas
Baca juga: Hasil Survei Terkini: 3 Alasan Masyarakat Memilih Capres 2024, Populer di Media Sosial
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mendapatkan elektabilitas tertinggi ketimbang figur-figur lainnya sebagai calon wakil presiden (cawapres).
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan dalam simulasi 18 nama semi terbuka cawapres, Ridwan Kamil paling banyak dipilih.
"Ridwan Kamil paling banyak dipilih, 19,7 persen, kemudian Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 16,3 persen, Sandiaga Uno 12,8 persen, Erick Thohir 9,6 persen, dan Khofifah Indar Parawansa 5,3 persen," kata Burhanuddin Muhtadi dalam rilis surveinya secara virtual, Kamis (1/12/2022).
Meski meraih elektabilitas teratas, Burhanuddin menuturkan dalam survei beberapa bulan terakhir posisi Ridwan Kamil cenderung melemah.
"Ridwan Kamil sempat menguat pada Juni–Agustus, tapi terakhir melemah," ujar Burhanuddin.
Sementara Sandi, kata dia, cenderung menurun. Lalu, AHY konsisten menguat sejak Juni 2022.
"Erick Thohir relatif stabil dengan kecenderungan menguat," ungkap dia.
Sebagai informasi, survei tatap muka secara nasional ini digelar sejak 30 Oktober hingga 5 November 2022.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 1.220 orang.
Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error-MoE) sekitar ±2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.
Artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id
Baca Berita Lainnya di: Google News