TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Pengamat politik Bawono Kumoro memberikan komentarnya terkait terkait tawaran Partai NasDem kepada Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Diketahui beberapa waktu lalu, NasDem mengajak Prabowo untuk bergabung ke dalam Koalisi Perubahan.
Selain itu, Prabowo juga ditawari menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024 mendatang.
Bawono menilai, dua tawaran tersebut tidak mungkin diterima oleh Prabowo.
"Tawaran ini merupakan sebuah tawaran sangat mustahil dipenuhi," ucapnya kepada Tribunnews.com, Rabu (7/12/2022).
Bawono melanjutkan penjelasannya, ajakan NasDem ini secara halus meminta Prabowo supaya tidak maju jadi capres.
Padahal, Gerindra sudah mantap mengusung Prabowo di Pilpres 2024 sebagaimana hasil Rapimnas Gerindra di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Jumat (12/8/2022) lalu.
Selain itu, menutur Bawono, pencalonan kembali dari Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden tahun 2024 bernilai sangat strategis bagi Partai Gerindra agar dapat menghadirkan efek ekor jas.
"Karena pemilihan presiden dan juga pemilihan legislatif mendatang akan kembali berlangsung bersamaan dalam satu hari sebagaimana tahun 2019 lalu," tandas peneliti dari lembaga survei Indikator Politik Indonesia ini.
Baca juga: Waspada Bakteri Patogen di Air Minum Isi Ulang, BBPOM Manado Sulawesi Utara: Bisa Rusak Pencernaan
Baca juga: Semiarto Aji Purwanto Yakin Politik Identitas di Daerah Masih Relevan Jelang Pemilu
Respons Prabowo
Prabowo memberikan responsnya terkait ajakan bergabung Koalisi Perubahan.
Ia mengaku belum mengetahui perihal ajakan tersebut.
"Oh ya? Saya belum pelajari itu," kata Prabowo kepada Tribunnews.com.
Mantan Pangkostrad itu masih enggan berkomentar banyak.
Ia akan mempelajari ajakan koalisi yang mengusung Anies sebagai capres tersebut.
"Saya belum pelajari," tambahnya singkat.
Penjelasan Partai NasDem
Partai NasDem menegaskan, jika Gerindra bergabung dengan Koalisi Perubahan, maka Prabowo tidak bisa jadi capres di tahun 2024.
Hal ini lantaran kursi capres 2024 sudah diisi oleh Anies.
"Kalau Gerindra gabung dengan Koalisi Perubahan, maka Pak PS (Prabowo Subianto) tidak nyalon lagi," kata Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Nasdem Effendi Choirie, dikutip dari Kompas.com.
Oleh karenanya, kata Effendi, solusinya Prabowo bisa jadi pendamping Anies sebagai cawapres atau mengajukan kadernya yang lain.
Effendi menegaskan, siapapun cawapres pendamping Anies, yang paling penting bisa memenangkan persaingan di Pilpres 2024.
"Kalau Koalisi Perubahan berarti capresnya Mas Anies, bukan Pak PS (Prabowo Subianto).
Siapa pun (cawapresnya), yang penting bisa mendongkrak suara untuk kemenangan," tegasnya.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan/Chaerul Umam)(Kompas.com/Tatang Guritno)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Prabowo Ditawari Bergabung Koalisi Perubahan dan Jadi Cawapres Anies, Pengamat: Mustahil Diterima,https://www.tribunnews.com/mata-lokal-memilih/2022/12/07/prabowo-ditawari-bergabung-koalisi-perubahan-dan-jadi-cawapres-anies-pengamat-mustahil-diterima?page=all.