Dua Kejanggalan Kasus Penemuan Mayat 4 Orang Sekeluarga di Kalideres, Dian Sering Menangis

Editor: Alpen Martinus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

4 mayat ditemukan di dalam satu rumah di Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022) sore. Terbaru, polisi membeberkan satu jasad yakni sang anak perempuan, DF, meninggal dua minggu setelah 3 anggota keluarga lain tiada, Sabtu (12/11/2022).

“Dia keluar sambil nangis jadi foto fotonya ada, posisi dia sambil nangis,” ucap Hengki di Polda Metro Jaya, Senin (21/11/2022).

Selain itu kata Hengki, dari saksi mata yang merupakan pegawai kreditur juga menjelaskan bahwa Dian juga sempat menangis saat melihat jasad ibunya yang sudah membengkak di atas tempat tidur.

Ketika itu, petugas kreditur bertanya kepada Dian kenapa jasad ibunya tidak dikubur atau kremasi padahal sudah lama meninggal dunia.

Namun, mendengar pertanyaan dua saksi tersebut, Dian bersikeras bahwa ibunya masih hidup dan masih ia sisir serta beri susu.

Saat mengatakan ibunya masih hidup, Dian juga terlihat menangis.

Hal inilah kata Hengki yang nantinya hanya bisa dijelaskan oleh psikologi forensik. Maka pihak penyidik meminta bantuan pakar psikologi forensik terkait dengan perilaku ganjil Dian di saat ibunya sudah tidak bernyawa dan tetap dibiarkan di dalam kamar selama berbulan-bulan.

“Saat di rumah, Dian berkata loh ibu saya belum meninggal ini, tiap hari dia mengaku kasih susu dan menyisir ibunya, tapi kalau keluar rumah dia sambil nangis,” jelas Hengki.

Kata-kata negatif di ponsel

Polisi akhirnya membeberkan isi 2 ponsel milik satu keluarga yang tewas di Kalideres, Jakarta Barat.

Tim ahli digital forensik menemukan pesan komunikasi satu arah dari ponsel pertama ke ponsel kedua.

Polisi mengungkap ada kejanggalan isi dari dua ponsel milik keluarga yang tewas misterius itu.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menjelaskan, dua ponsel tersebut diduga digunakan bersama-sama oleh keempat korban.

"Satu HP digunakan oleh masing-masing dua orang.

Dan kami lihat di sini ternyata ada aplikasi PeduliLindungi atas nama masing-masing dua orang," ujar Hengki kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Senin (21/11/2022).

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara oleh tim ahli digital forensik, ditemukan pesan komunikasi satu arah dari ponsel pertama ke ponsel kedua.

Pesan tersebut, menurut pandangan tim ahli psikologi forensik, berisi banyak kata-kata tentang emosi yang bersifat negatif.

"Jadi banyak sekali kata-kata berisi tentang emosi yang bersifat negatif, yang saat ini sedang didalami oleh pihak psikologi forensik," ujar Hengki.

Padahal kedua ponsel itu dimiliki orang yang sama dalam satu rumah.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id

Berita Terkini