“Katanya (Anggota Provost) 'ya sudah mas masuk saja lurus, minta sirine ambulansnya dimatikan',” ujar Syahrul menirukan percakapannya kala itu.
Sampai titik penjemputan, Syahrul mengaku berhenti di pintu belakang rumah tersebut lantaran di depan rumah itu telah terparkir dua mobil.
“Sampai di dalam rumah saya kaget karena ramai dan banyak juga kamera,” kata Syahrul.
“Saya bilang yang sakit yang mana pak? Katanya ikutin saja. Saya ikuti police line.
Lalu, saya terkejut di samping tangga ada jenazah,” ujarnya lagi.
“Jenazah sudah dikantong?” tanya hakim.
“Belum. Masih tergeletak berlumuran darah yang mulia,” jawab Syahrul.
“Setelah itu, apa yang saudara lakukan setelah lihat ada jenazah?” tanya hakim lagi.
“Saya disuruh salah satu anggota untuk cek nadinya. Saya cek sudah tidak ada nadinya.
Memang sudah tidak ada yang mulia,” ujar Syahrul.
Artikel ini tayang di Kompas.com