"Saya buka sendiri, saya buka plastiknya dibantu keluarga (keponakan). Saya pertama kali lihat wajahnya, dengan luka di wajah."
"Pertama, saya lihat luka di hidung yang dijahit. Bibir sebelah kiri, luka di kelopak mata sebelah kanan, dan di bawahnya lagi ada luka."
"Sesudah itu saya buka kancingnya, yang diizinkan hanya dua (kancing), saya lihat lalu luka di dada sebelah kanan," urainya.
Sebelum Kombes Leonardo berpamitan pulang, Samuel Hutabarat mendesak agar diceritakan penyebab kematian Brigadir J.
Namun, ketika itu, Kombes Leonardo terkesan sempat enggan menceritakan karena menyebut kematian Brigadir J adalah aib.
"Sebelum pulang ke Jambi, saya desak beliau untuk menceritakan kenapa anak saya kok meninggal begini."
"Pak Leonardo bilang, 'Saya tidak bisa mengutarakannya didengar oleh orang banyak. Soalnya ini aib, ini hanya pantas didengar oleh keluarga inti'," kisah Samuel.
Setelah didesak oleh Samuel Hutabarat, Kombes Leonardo pun bersedia menceritakan penyebab kematian Brigadir J versi rekayasa.
Kombes Leonardo, kata Samuel, mengatakan Brigadir J tewas setelah baku tembak dengan Bharada Richard Eliezer (Bharada E) setelah sempat melecehkan Putri Candrawathi di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Rosti Simanjuntak Sempat Marahi Hendra Kurniawan
Dalam persidangan yang digelar Rabu (2/11/2022), ibunda Brigadir J, Rosti Simanjuntak, mengaku nomornya diblokir saat mencoba mencari tahu penyebab kematian Brigadir J.
Karena itu, saat Hendra Kurniawan datang ke rumah Brigadir J di Sungai Bahar, ia diamuk oleh Rosti Simanjuntak
Menurut Rosti, Hendra Kurniawan sebagai aparat kepolisian, seharusnya menginformsikan secara terbuka terkait insiden penembakan yang menewaskan Briagdir J.
"Kalau memang anakku meninggal di rumah atasannya, seharusnya sebagai penegak hukum akan menginformasikan kepada kami,
memberitahukan kepada kami bahwa itu adalah anak buahnya saya bilang," ucap Rosti Simanjuntak, Rabu, dilansir Tribunnews.com.