Manado, TRIBUN MANMANADO.CO.ID - Terdapat Awan Konvektif Signifikan (Awan Cumulonimbus) di seluruh wilayah Sulawesi Utara.
Fenomena ini mengakibatkan terjadinya cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai kilat/petir dan masih berpotensi meluas hingga tiga jam kedepan.
Hal itu berdasarkan Analisis Perkembangan Citra Radar Cuaca dan Citra Satelit Cuaca BMKG Sulawesi Utara tanggal 26 Oktober 2022 hingga Pukul 17.00 Wita.
Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) mengimbaua kepada masyarakat Bolmut agar tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya banjir, tanah longsor dan pohon tumbang.
"Khususnya di daerah yang rawan bencana.
Seperti Kecamatan Sangkub, Bintauna, Bolangitang Timur, untuk tetap waspada dan berhati-hati mengingat beberapa hari ini cuaca kurang mendukung,"ujar Kepala BPBD Bolmut, Viktor F Nanlessy, Rabu (26/10/2022) melalui pesan WhatsApp.
Ia meminta kepada masyarakat, apabila terjadi banjir, pohon tumbang dan tanah longsor, agar segerah dikomunikasikan dengan pemerintah desa maupun pemerintah kecamatan untuk disampaikan ke pemerintah Kabupaten.
"Khususnya kepada BPBD," Terang Viktor.
Viktor juga memastikan, saat ini pihaknya sudah menyiagakan sejumblah personel untuk mengantisipasi bencana.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi memperkirakan, wilayah Sulawesi Utara akan dilanda cuaca ekstrem.
Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi memprediksikan sebagian besar beberapa wilayah patut diwaspadai memiliki potensi cuaca ekstrem.
Berdasarkan analisis terkini, kondisi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia masih cukup signifikan.
Di mana, yang menunjukan La Nina aktif sehingga signifikan terhadap peningkatan hujan di wilayah Indonesia.
Adanya sirkulasi siklonik yang membentuk pola belokan angin serta perlambatan kecepatan angin di wilayah Sulawesi Utara dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan, labilitas atmosfer dengan intensitas sedang hingga kuat.
Kemudian adanya interaksi gelombang Tipe-Low dan gelombang Kelvin juga secara tidak langsung dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Sulawesi Utara dalam beberapa hari ke depan.
Kondisi cuaca ekstrem dapat mengkibatkan bencana hidrometeorologi seperti genangan; banjir; banjir bandang; angin kencang, putting beliung; hujan es maupun tanah longsor.