Polisi disebut telat melakukan pemetaan terhadap kesan masyarakat di Malang.
Namun sudah ada polisi yang sudah berinisiatif meminta maaf atas kejadian di stadion Kanjuruhan namun tidka diikuti seluruh polisi nasional.
"Memang ada polisi Malang yang mengambil inisiatif untuk meminta maaf dengan bersujud, tapi sebetulnya itu harus diikuti oleh seluruh polisi nasional supaya ada kelegaan" katanya.
Hal ini disebut Rocky Gerung membuat warga muncul kecurigaan dan merasa ada yang sengaja ditutup-tutupi negara.
Viral Tukang Dawet di Kanjuruhan
Bukan hanya periksa kondisi stadion dan senjata yang digunakan polisi, Komnas HAM juga periksa kesaksian tukang dawet yang viral mengaku ada banyak suporter mabuk dan rusuh yang menjadi korban tragedi Kanjuruhan di media sosial.
Komisioner Pengkajian dan Penelitian Mohammad Choirul Anam mengatakan bahwa pihak Komnas HAM tiga kali mengunjungi Kanjuruhan.
Selain cek pintu stadion yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP) tewasnya 132 orang dalam tragedi Kanjuruhan, Komnas HAM juga menelusuri kebenaran kesaksian tukang dawet.
Kata Choirul Anam, berdasarkan keterangan yang didapat Komnas HAM dari Aremania, mustahil tukang dawet bisa berada di dalam stadion sepak bola.
Sejumlah Aremania juga kata Choirul Anam mencari sosok asli dari suara orang yang mengaku sebagai tukang dawet yang melihat tragedi Kanjuruhan.
Sampai saat ini kata Choirul Anam, Komnas HAM juga belum mendapatkan sosok yang mengaku tukang dawet yang kemudian suaranya viral di media sosial karena memberikan kesaksian tragedi Kanjuruhan.
“Kami dapat keterangan dari sebagian Aremania kok tukang dawet bisa masuk ke area stadion, gimana ceritanya, mereka juga nyari, sepanjang kami lakukan belum dapatkan,” tuturnya.
Choirul Anam memastikan bahwa semua hal yang mencuat di tragedi Kanjuruhan akan dikroscek kembali oleh Komnas HAM kebenarannya.
Komnas HAM juga mendorong pihak kepolisian mencari sosok tukang dawet yang mengaku menjadi saksi mata dari tragedi Kanjuruhan.
“Jadi kami dorong polisi untuk cari siapa yang bikin audio tukang dawet,” jelas Choirul Anam.