TRIBUNMANADO.CO.ID - Kamaruddin Simanjuntak, pengacara dari keluarga Brigadir J mengungkap kejanggalan dugaan pelecehan seksual yang disebut dialami Putri Candrawathi.
Kamaruddin Simanjuntak menaruh curiga terhadap dugaan pelecehan seksual yang kembali diangkat oleh Komnas HAM dan Komnas Perempuan.
Dari awal isu pelecehan seksual yang disebut dilakukan oleh Brigadir J ini mencuat, Kamaruddin Simanjuntak dengan tegas membantahnya.
Baca juga: Kamaruddin Simanjuntak Curigai Komnas HAM & Komnas Perempuan, Ada Transaksi Gelap dengan Jenderal?
Kamaruddin Simanjuntak bahkan menyebut tersangka Ferdy Sambo mengada-ada.
Menurut Kamaruddin, ada peristiwa di Magelang, Jawa Tengah, yang membuat insiden itu dinilai tak mungkin terjadi.
Seperti dilaporkan TribunJambi.com, Sabtu (10/9/2022), Kamaruddin melaporkan Putri karena telah membuat laporan palsu terkait isu pelecehan di rumah dinas Duren Tiga, Jakarta.
Bersama Briptu Martin Gabe, istri mantan Kadiv Propam Polri itu disebut melakukan fitnah pada Brigadir J yang sudah tiada.
Selain itu, disorot pula pengakuan Putri maupun Ferdy Sambo yang mengubah TKP kejadian pelecehan atau rudapaksa tersebut setelah terbukti tidak terjadi di Duren Tiga.
"Karena laporan mereka kan sudah SP3, jadi kita melapor balik. Karena pertama mengaku diperkosa di Duren Tiga karena tidak terbukti, dipindah menjadi diperkosa di Magelang," kata Kamaruddin.
"Itu kan terlalu jauh lompatan locus delicti-nya antar kota, antar provinsi. Kalau misalnya dari Duren Tiga ke Duren Lima itu masih bisa dibilang salah hitung duriannya gitu. Tetapi kalau dari Duren Tiga ke Magelang itu terlampau jauh dan tidak mungkin," tegasnya.
Menurut Kamaruddin, Brigadir J tidak mungkin melecehkan Putri ketika berada di Magelang.
Pasalnya, ketika itu Putri masih memuji ketrampilan Brigadir J dan berkirim pesan dengan adik korban.
Selain itu, sebelum kembali ke Jakarta, Putri yang disebut sedang dalam keadaan sakit, sempat bicara empat mata dengan Brigadir J.
"Kemudian di tanggal 7 sebelum mereka balik ke Jakarta, mereka bicara empat mata. Jadi Ibu Putri dengan ajudannya atas nama almarhum Yosua mereka bicara empat mata. Ibu Putri di kasur, Yosua duduk di lantai mereka bicara empat mata kurang lebih 15 menit," beber Kamaruddin.
Karena dasar inilah Kamaruddin menilai tak mungkin Brigadir J melakukan pelecehan pada Putri.
Baca juga: Akhirnya Terungkap 10 Kesaksian Terbaru Bripka RR, Bongkar Skenario, Lihat Ferdy Sambo Menembak
Pasalnya, seorang wanita yang dirudapaksa, tidak akan mau ditinggal berdua dengan pelaku.
Apalagi setelah itu, Brigadir J masih melakukan pengawalan pada Putri hingga sampai di Jakarta.
"Jadi saya rasa tak mungkin atau wanita yang dilecehkan masih mau berbicara empat mata dengan predatornya," beber Kamaruddin.
"Berarti kan tidak mungkin dia diperkosa, kemudian Brigadir Yosua itu masih mengawal Ibu Putri dari Magelang sampai ke Jakarta. Istri tukang becak pun gak mau dia dikawal kalau sudah diperkosa gitu. Jadi artinya Ferdy Sambo ini mengada-ngada," tandasnya.
Kronologi di Magelang Versi Bripka RR
Insiden di Magelang, Jawa Tengah, disebut-sebut menjadi motif pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Dilansir TribunWow.com, menurut pengakuan tersangka Ferdy Sambo, saat itu terjadi insiden pelecehan pada istrinya, Putri Candrawathi.
Sang ajudan, Bripka Ricky Rizal alias Bripka RR pun membeberkan mengenai kejadian di Magelang dari kacamatanya.
Menurut kuasa hukumnya, Erman Umar, Bripka RR saat itu ditugaskan mengirim barang untuk anak Ferdy Sambo dan Putri yang bersekolah di Magelang.
Bripka RR awalnya berangkat dengan sopir Kuat Maruf, sebelum kemudian pergi lagi dengan Bharada Richard Eliezer alias Bharada E.
Namun ketika pulang, mereka tak mendapati siapa pun di lantai satu rumah singgah Ferdy Sambo tersebut.
Keduanya lalu naik ke lantai atas dan mendapati ART Putri, Susi sedang menangis.
"Mereka naik ke tangga atas, di tangga atas dia melihat Susi nangis," kata Erman dikutip kanal YouTube KOMPASTV, Kamis (8/9/2022).
Bripka RR kemudian masuk ke kamar Putri dan diminta memanggil Brigadir J.
Baca juga: Akhirnya Terungkap Permintaan Sang Jenderal Pada Bripka RR, Ferdy Sambo: Tolong Back Up Saya
"Setelah bertanya ke Kuat ada apa, dia naik ke atas, dia melihat ke kamar ibu, ibu baring ke kamarnya, ditanya sama RR, 'Ada apa Bu?'."
"Tapi Ibu tidak langsung menjawab ini, dia malah bertanya, 'Yosua di mana?', malah bertanya Yosua."
Ketika itu, Putri terlihat seperti sedang sakit, namun tak tampak menangis atau menunjukkan tanda janggal lainnya.
"Ibunya baring, memang kayak sakit, baring pakai satu bantal," beber Erman.
Kemudian Bripka RR memenuhi perintah atasannya dan hendak mencari Brigadir J di lantai bawah.
Ketika itu, ia melihat Brigadir J hendak masuk ke kamar Putri namun dilarang oleh Kuat.
"Tahu-tahu Yosua mau masuk lagi ke kamar Ibu, dihalangi oleh Pak Kuat, itu dilihat oleh RR," sebut Erman.
"Dia merasa ada pertengkaran antara Kuat dengan Yosua, sehingga RR menjaga. Akhirnya Yosua mengalah dan turun."
Ia sempat bertanya pada Kuat maupun Yosua mengenai perkara yang terjadi.
Namun keduanya sama-sama memberikan jawaban yang kurang memuaskan.
"Sempat bertanya ke Kuat, 'Pak, kenapa Yosua? Kenapa Bapak kok tegang?', dijawab, 'Karena Yosua naik ke tangga, mau dia lari, akhirnya saya bingung'," tutur Erman.
"Yang kedua dia tanya ke Yosua, 'Yosua ada apa dengan Bang Kuat?', agak marah juga, 'Iya Bang, saya enggak ngerti kenapa itu Om Kuat marah-marah sama saya'."(TribunWow.com/Via)
Artikel ini telah tayang di TribunWow.com