Secara umum, dia menyebutkan ada tiga kelompok masyarakat di Bumi Cenderawasih.
Pertama adalah kelompok masyarakat yang takut dan lebih cenderung memilih siapa yang bisa menjamin keamanan dan keselamatan dirinya.
"Mereka ini istilahnya bersifat pragmatis. Mana yang dianggap bisa memberikan keselamatan, maka mereka akan berdiri di situ," katanya.
Kelompok kedua adalah mereka yang rela mati untuk KKB Papua.
Dia mengatakan hal itu berbahaya karena kelompok tersebut minta diakui.
Beberapa dari kategori tersebut ada telah berbaur dengan masyarakat dan diam-diam memberikan dukungan, bahkan menyuplai kebutuhan KKB Papua.
Kelompok ketiga adalah masyarakat yang memang ingin hidup damai dan nyaman di Tanah Papua.
"Tugas kita sesungguhnya hanya merapikan kelompok pertama dan kedua. Kelompok ketiga jumlahnya jauh lebih besar," jelasnya.
Menurut dia, apabila diadakan jajak pendapat, maka kelompok ketiga akan memenangkan dan memilih berada dalam naungan NKRI.
Kelompok tersebut merasa sentuhan yang telah dilakukan Pemerintah pusat banyak memberi dampak pada kemajuan masyarakat dan pembangunan di Papua.
"Masyarakat yang merasa tidak nyaman dengan keberadaan KKB jauh lebih besar kok," ujar Muradi.
Siasat Licik KKB Papua Seusia Bantai 11 Orang di Nduga
Sementara itu, Siasat licik KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya seusai membantai 11 orang dan melukai 2 orang di Kabupaten Nduga, terungkap.
Tak cuma keji membantai 11 orang, salah satunya seorang pendeta- KKB Papua pimpinan Egianus juga melancarkan gangguan ke aparat yang akan mengevakuasi korban.
KKB Papua di bawah komando Egianus Kogoya melancarkan gangguan dengan metode membagi pasukannya dalam tiga kelompok.