TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Sebentar lagi umat Islam akan merayakan Tahun Baru Hijriah atau Tahun Baru Islam.
Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 Hijriah jatuh pada 29 Juli 2022
Selain hari raya Islam lainnya, Tahun Baru Islam juga merupakan hari penting bagi umat Islam di seluruh dunia.
Pasalnya, Tahun Baru Islam juga ada kaitannya dengan peristiwa penting dalam sejarah Islam.
Yaitu hijrahnya Nabi Muhammad SAW.
Hijrahnya Rasulullah SAW merupakan salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah Islam sehingga dipilih sebagai titik awal penanggalan pada tahun 639 M oleh khalifah kedua, Umar bin Khattab.
Muharram secara harafiah berarti "terlarang."
Mengutip Kompas.com, ini dia 4 tradisi unik dalam perayaan Tahun Baru Islam di Indonesia.
Kirab Kebo Bule
Kirab Kebo Bule adalah tradisi Tahun Baru Islam atau yang sering disebut dengan malam 1 Suro oleh masyarakat Surakarta.
Baca juga: Bocoran Sinetron Cinta Setelah Cinta dan Link Nonton Senin 18 Juli 2022
Baca juga: Honda DAW Promo Juli Seru, Pelajar-Mahasiswa Bisa Hemat Angsuran Rp 1,8 Juta
Tradisi ini dilakukan oleh Keraton Kasunanan Surakarta dan disaksikan oleh warga.
Mengutip dari Tribunnews, Kirab Kebo Bule adalah tradisi di mana kebo bule (kerbau berwarna putih) diarak keliling kota pada malam pergantian tahun.
Kebo bule ini dipercaya sebagai turunan dari Kebo Bule Kyai Slamet yang dianggap keramat.
Kerbau-kerbau tersebut berperan sebagai Cucuking Lampah (pemandu kirab) dan diikuti oleh para keluarga keraton yang membawa pusaka, diikuti dengan barisan warga Surakarta di belakangnya.
Uniknya, warga akan berlomba-lomba menyentuh badan kebo bule, bahkan mereka juga berebut untuk mendapatkan kotorannya yang katanya dapat membawa berkah.
Mubeng Beteng
Selain di Solo, Kraton Yogyakarta juga punya tradisi unik yaitu Mubeng Beteng.
Tradisi Mubeng Beteng atau Lampah Mubeng adalah tradisi yang dilakukan dengan mengelilingi Kompleks Kraton Yogyakarta.
Selama mengelilingi kraton, mereka melakukannya tanpa tanpa berbicara, bersuara, makan, minum ataupun merokok.
Semua peserta melakukan tapa bisu (tidak berbicara) dan bisa diikuti oleh wisatawan.
Baca juga: Penjelasan Kantor Pertanahan Sitaro Sulawesi Utara Terkait Pengurusan Sertifikat Tanah
Baca juga: Event Paragliding TROI 2022, Sejumlah UMKM di Bolsel Sulawesi Utara Pasarkan Usahanya
Jarak yang ditempuh pun kurang lebih sejauh lima kilometer.
Upacara Tabot
Tabot adalah perayaan yang dilakukan oleh masyarakat Bengkulu.
Ini dimaksudkan untuk mengenang kepahlawanan serta meninggalnya cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali Abu Thalib.
Upacara ini dipengaruhi dari upacara Karbala di Iran.
Perayaan Tahun Baru Islam ini sudah dilakukan sejak 1685 oleh Syeh Burhanuddin atau dikenal dengan Imam Senggolo.
Mengutip dari pedomanbengkulu.com, Ritual Tabot digelar oleh Kerukunan Keluarga Tabot (KKT) Bengkulu adalah upacara tradisional masyarakat Bengkulu untuk mengenang kisah kepahlawanan cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib dalam peperangan dengan pasukan Ubaidillah bin Zaid di padang Karbala pada 10 Muharam 61 Hijriah (681 M).
Adapun tahapan ritual Tabot sesuai urutan, yakni mengambil tanah, duduk penja, meradai, merajang, arak penja, arak serban, gam atau masa tenang/berkabung dan arak gedang serta tabot terbuang.
Masyarakat percaya, jika perayaan Tahun Baru Islam ini tidak mereka selenggarakan maka musibah dan malapetaka akan datang menimpa mereka.
Ledug Suro
Ledug Suro merupakan tradisi di Magetan untuk menyambut Tahu Baru Islam.
Ini merupakan tradisi yang dilakukan dengan ritual Ngalub Berkah Bolu Rahayu yang dipercaya dapat membawa rejeki.
Ledug Suro dilaksanakan mulai dari satu minggu sebelum Tahun Baru Islam dan Tahun Baru Jawa.
Tradisi ini dilakukan dengan lomba lesung bedhug yang diikuti masyarakat sekitar serta dimeriahkan dengan acara lain seperti tari tradisional jalak lawu, wayang kulit, reog dan lainnya.
Baca juga: Video Bukti Penyiksaan ke Brigadir J, Kuasa Hukum: Saya Lihat Video Brigpol Yosua Disiksa
Baca juga: Akhirnya Terungkap Alasan PS Glow Menang Gugatan, Benarkah MS Glow Daftarkan Bukan Kosmetik?
Tradisi ini diakhiri dengan kirap atau membawa roti bolu dalam bentuk lesung dan bedhug di tengah kota Magetan.
Upacara ini diawali dengan kirab Nayako Projo dan Bolu Rahayu yang nantinya akan jadi rebutan warga.
Acara Ledug Suro dilakukan sebagai ucapan syukur kepada Allah atas berkah dan rejeki yang telah diberikan kepada rakyat Magetan.(*)
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Tahun Baru Islam Sebentar Lagi, Ini Tradisi Unik Berbagai Daerah, Kirab Kebo Bule Sampai Ledung Suro.