BBM Bersubsidi

Segini Harga Asli Pertamax, Pertalite, Solar hingga Elpiji Jika Tak Disubsidi, Ternyata Mahal Sekali

Editor: Finneke Wolajan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelayanan pengisian BBM di SPBU COCO Pierre Tendean (Boulevard) Manado beberapa waktu lalu.

TRIBUNMANADO.CO.ID - Segini harga asli Pertamax, Pertalite, solar hingga Elpiji jika tak disubsidi, ternyata mahal sekali

Harga yang disubsidi pemerintah saat ini ternyata jauh lebih murah dibandingkan harga aslinya

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan hal itu.

Seiring dengan melonjaknya harga minyak dan gas (migas) dunia, PT Pertamina (Persero) menyatakan, harga keekonomian produk bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji meningkat tajam. 

Baca juga: Heboh Beli Gas Elpiji 3 Kg Pakai MyPertamina, Ini Kata Pertamina

Baca juga: Pertamina Ujicoba Pembelian Pertalite dan Solar Pakai Aplikasi MyPertamina di Wilayah Ini

Akibatnya, saat ini perusahaan pelat merah tersebut menjual produk BBM dan elpiji dengan harga di bawah harga keekonomian, guna menjaga daya beli masyarakat.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan, harga produk BBM mulai dari Pertalite, Pertamax, hingga solar, serta produk elpiji penugasan yang dijual Pertamina lebih rendah dari nilai keekonomiannya.

Untuk Pertalite, Nicke mengatakan, harga pasar saat ini adalah sebesar Rp 17.200 per liter, namun harga jual Pertamina masih tetap Rp 7.650 per liter.

Dengan demikian, setiap liter Pertalite yang dibayar oleh masyarakat, pemerintah mensubsidi Rp 9.550 per liternya.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati. (Instagram @nicke_widyawati)

Kemudian untuk Pertamax, Pertamina masih mematok harga Rp 12.500 per liter.

Padahal, untuk bensin dengan nomor oktan atau RON 92, kompetitor sudah menetapkan harga sekitar Rp 17.000 per liter, sebab secara keekonomian harga pasar telah mencapai Rp 17.950.

"Kita masih menahan dengan harga Rp 12.500, karena kita juga pahami kalau Pertamax kita naikkan setinggi ini, maka shifting ke Pertalite akan terjadi, dan tentu akan menambah beban negara," ujar Nicke, dalam keterangannya, dikutip Sabtu (9/7/2022).

Sementara itu, per Juli 2022, harga keekonomian untuk solar CN-48 atau Biosolar (B30) sebesar Rp 18.150 per liter, namun Pertamina masih menjual jenis BBM tersebut dengan harga Rp 5.150 per liter.

"Jadi untuk setiap liter solar, pemerintah membayar subsidi Rp 13.000," kata Nicke.

Adapun untuk elpiji PSO sejak 2007 belum ada kenaikan, di mana harganya masih Rp 4.250 per kilogram, sementara harga pasar Rp 15.698 per kg.

Dengan demikian, subsidi dari pemerintah adalah Rp 11.448 per kg.

Halaman
12

Berita Terkini