Ia menambahkan bahwa ketika berbicara tentang misi perdamaian, tentu tidak mendamaikan konflik yang muncul antara kedua negara ini.
Baca juga: Pemicu Kerusuhan di Babarsari, Diduga Ada Penganiayaan, Trending Topik di Media Sosial
Baca juga: Apa Itu Melanesia? Berikut Sejarah Ras Melanesoid yang Tersebar di Indonesia hingga Filipina
Bahkan, kata dia, Jokowi tidak berbicara mengenai konflik antara Rusia dengan Amerika Serikat dan sekutunya di Ukraina tersebut.
Kalau pun berbicara soal gencatan senjata. Dalam konteks supply chain pangan ini, Jokowi disebutnya sudah berhasil membuat Rusia menyetujui untuk berhenti memblokade pengiriman gandum dari Ukraina.
“Misalnya permintaan dari Presiden Zelenskyy agar gandum yang dari Ukraina itu bisa diekspor, dan Rusia sudah menyetujui.”
“Tetapi ingat, bukan berarti serangan dihentikan, tapi, ‘Saya tidak lagi melakukan blokade-blokade yang selama ini saya lakukan’,” lanjutnya.
Artinya, lanjut Hikmahanto, dari sisi itu sudah tercapai pesan yang dibawa oleh Presiden Jokowi.
“Bahwa kalau misalnya gencatan senjata apakah akan tercapai atau tidak, itu kita harus menunggu. Karena sekali lagi saya katakan, perlu proses untuk supaya terjadi gencatan senjata.”
Jika Jokowi tidak melakukan kunjungan dan upaya perdamaian, Hikmahanto menilai Indonesia tidak akan pernah dicatat dalam sejarah bahwa saat memegang Presidensi G20, Indonesia tidak berupayan melakukan ”penghadiran perdamaian gencatan senjata”.
Kedua, kata dia, konstitusi mengamanatkan kita untuk turut dalam ketertiban dunia.
Baca juga: Apa Itu Melanesia? Berikut Sejarah Ras Melanesoid yang Tersebar di Indonesia hingga Filipina
Bahkan Hikmahanto menyebut bahwa dunia sekarang tidak tertib, bahkan akan berdampak pada negara berkembang, yang dalam pidato Jokowi di Rusia, itu berdampak pada ratusan juta bahkan miliaran orang.
“Ketiga, Bapak Presiden mengatakan pesan, kalau dalam bahasa Inggris mungkin waktu diskusi, mungkin dia bilang ‘I got the message’ ‘saya dapat pesan Anda’.”
“Pesan itu maksudnya bukan pesan khusus. Tetapi mungkin ditafsirkan oleh istana kepresidenan Putin, bahwa seolah-olah ada pesan khusus pada Presiden Putin,” tegasnya.
Tidak Berefek Langsung
Pengamat Hukum dan Militer Rusia, Raymond Sihombing menyatakan bahwa lawatan Jokowi tidak bisa efek langsung.
Pasalnya apa yang dilakukan Jokowi adalah diplomasi jangka panjang.