FKDM Manado

Ketua MUI Sulut Sentil Moderasi Beragama di Dialog Pancasila Gelaran FKDM Manado

Penulis: Arthur_Rompis
Editor: Aswin_Lumintang
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KH Abdul Wahab Abdul Gafur, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulut saat memberikan ceramah kepada Pengurus FKDM Manado

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kota Manado terus menggelar serial dialog dengan tema: '' Pemahaman Nilai-nilai Pancasila di Kalangan Generasi Muda,'' dengan pembicara akademisi dan para tokoh agama.

Sebelumnya Ketua FKDM Kota Manado, Edwin Moniaga SH MH dan Sekretaris, Sufran W Daud telah mengundang akademisi Unima, Karel Najoan

Diikuti dengan pandangan dari KH Abdul Wahab Abdul Gafur, selaku Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulut. Ustadz Abdul Wahab dinilai mempunyai tawaran solusi dalam menyikapi persoalan bangsa ini.

Foto sebagian pengurus FKDM Manado di depan Masjid Ahmad Yani Manado (istimewa)

Dialog sekaligus buka puasa bersama Pengurus FKDM Manado ini digelar di kompleks Masjid Raya Ahmad Yani, Senin (25/04) sore.

Kegiatan ini dipandu Ketua FKDM Manado, Edwin Moniaga SH MH dengan diihadiri hampir semua anggota FKDM Manado.

Moniaga mengantar dialog dengan tantangan generasi muda yang rentan disusupi cara berpikir radikalisme. Apalagi generasi milineal makin individualistik. Ruang pergaulan terbatas dan senang hal yang instan.

“Kita sadar generasi kita dan generasi muda saat ini sangat berbeda. Makanya pola edukasi tentang Pancasila sebagai ideologi perekat bangsa tidak sama dengan zaman tahun 1990 an ke bawah. Zaman dulu kita mengenal dengan P4. Mungkin zaman sekarang tidak cocok lagi,” ujarnya.

KH Abdul Wahab mengawali dengan pengenalan diri. Kemudian menyentil beberapa hal terkait tantangan mengedukasi masyarakat terutama generasi muda dengan nilai-nilai Pancasila.

Di antaranya dia menyebut perlunya memperkuat moderasi beragama di kalangan milenial. Baginya cara tradisional dan kearifan lokal lainnya tidak perlu hilang.

Karena baginya, beberapa hal tradisional tetap dibutuhkan di era modernisasi saat ini. ''Di era moderen seperti saat ini, tetapi tidak boleh meninggalkan jati diri bangsa Indonesia. Yang merupakan warisan budaya nenek moyang kita, '' ujarnya.

Sederet jabatan yang melekat kepada KH Abdul Wahab, tokoh NU Sulut ini. Mulai dari Ketua MUI periode kedua, Ketua Rois PW NU Sulut, Staf Khusus Bidang Kerohanian Gubernur Sulut, Olly Dondokambey.

Berita Terkini