TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) ODSK resmi beroperasi sejak 1 April 2022.
Direktur RSUD ODSK, dr Enrico H Rawung, mengatakan semua persiapan dilakukan dalam waktu singkat.
Meski belum sepenuhnya, kini RSUD ODSK sudah mulai melayani pasien.
Apa saja yang menjadi fasilitas RSUD ODSK dan bagaimana visi kedepannya?
Simak wawancara khusus Tribun Manado (TM) bersama dr Enrico (ER) berikut ini:
TM: Kondisi riil RSUD ODSK saat ini seperti apa?
ER: RSUD ODSK beroperasi secara penuh seperti, layanan IGD, rawat jalan, layanan penunjang, rawat inap. Semua persiapan dilakukan sangat cepat, yaitu selama 10 hari.
Hal tersebut karena saya melihat sinyal dari pimpinan agar bisa dioperasikan secara cepat. Memang semua kaget karena 10 hari langsung beroperasi, yaitu pada 1 April 2022.
Di kami tidak perlu membawa berkas, cukup bawa NIK sudah bisa keluar SEP-nya karena support dari internal kami.
TM: Yang sudah difungsikan berapa ruangan?
ER: Kami mulai operasionalkan satu lantai dengan total ruangan rawat inap 380an tempat tidur. Layanan penunjang rumah sakit semua sudah penuh, IGD, rawat jalan, laboratorium, laundry, radiologi, gizi, ruang jenazah, farmasi, tindakan operasi, ICU, OK, VK, semua sudah jalan.
Kemudian seiring berjalannya waktu kami tingkatkan, ini sementara kami siapkan dua lantai lagi khusus rawat inap anak. Lalu lantai 11 turun ke bawah. Rumah sakit kami selalu menjaga mutu dan keselamatan pasien. Tagline kami itu Our Patients Our Priority, sehingga pelayanan pasien yang paling diprioritaskan.
TM: Selain fasilitas sumber dayanya bagaimana?
ER: Di dalamnya kami bisa mengembangkan smart hospital karena memang sudah dirancang semuanya. Misal membeli obat, pencet saja resep ke farmasi, lalu farmasi pakai tabung langsung sampai ke rawat inap.
Saya memperhatikan regulasi utama rumah sakit yaitu Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit kemudian Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perumah Sakitan.
Saya meminta teman-teman membaca ulang kedua peraturan tersebut kemudian baru semua pelayanan RSUD ODSK berdasarkan Undang-Undang tersebut dan Undang-Undang lainnya
.Dari situ kami melihat sarana prasarana, peralatan, dan alur pelayanan. Peralatan sementara berjalannya waktu akan ada pemenuhan peralatan canggih. Kemudian sumber daya manusia, di Manado ada fakultas kedokteran. Jadi dokter-dokter kami adalah dokter spesialis dan sub spesialis sudah bersedia, tinggal kami akan mengajak mereka bekerja.
Tentunya kami harus bisa menawarkan sesuatu yang menarik bagi para PPA di bidang kesehatan supaya mereka mau bergabung. Sudah banyak yang bergabung sehingga dokter spesialis dan sub spesialis sudah terpenuhi sehingga kami merupakan salah satu rumah sakit yang unggul. Kami juga paperless, proses transfromasi ini juga ramai tapi memang harus didorong sehingga mereka jadi bisa, terbiasa, dan menjadi budaya kerja. P
ejabat struktural akan mengadakan peremuan 1-2 jam per hari sehingga kami mendorong proses ini berjalan baik. Kalau saya lihat sebenarnya memungkikan kami memberikan layanan unggul terutama Sulut bahkan kami bisa menyasar untuk health tourism di wilayah Indonesia Timur.
TM: Visi RSUD ODSK kedepan seperti apa untuk mencapai hospital tourism?
ER: Pak gubernur sudah membentuk North Sulawesi Health Tourism, jadi sudah ada sembilan rumah sakit yang menjadi pilot project, termasuk RSUD ODSK.
Masing-masing rumah sakit akan mengembangkan layanan unggulan dan dipublikasikan melalui website nsht.sulutprov.go.id. Kami RSUD ODSK tidak akan mengembangkan layanan yang sudah dikembangkan rumah sakit lain, kami tidak ingin memicu persaingan.
Kami punya proses mastery agar masyarakat ke kami. Sembilan rumah sakit ini akan menjadi pilar yang kuat, masing-masing punya unggulan dan akan dikembangkan sehingga bisa menjadi magnet bagi daerah lain untuk tidak perlu ke luar negeri karena kami sudah memiliki layanan unggul. Kami sudah menggunakan IT. Sekretariat NSHT akan ditempatkan di RSUD ODSK.
TM: Bagaimana terkait tenaga marketing?
ER: Sementara kami persiapkan, salah satu kegiatan RSUD ODSK adalah marketing hospital. Jadi kami akan latih tenaga marketing, bagaimana cara marketing, bagaimana melaksanakan marketing mix.
Kami kan ada salah satu layanan unggulan yaitu renal center, jadi kami punya pusat cuci darah ginjal yang tidak perlu antre di rumah sakit.
Hanya perlu daftar melalui gadget-nya dan akan kami jemput dengan mobil ambulans. Kami perlu mengetahui GPS supaya bisa menentukan lokasi. Sementara kami persiapkan.
TM: Bagaimana pasien yang hanya mengantongi BPJS?
ER: Sangat bisa dilayani. Kami tidak akan membeda-bedakan, tetap kami layani. Saya sudah sampaikan ke teman-teman bahwa kami jangan melihat kondisi ekonomi orang untuk membantu, terutama dalam kondisi darurat. Selamatkan dulu nyawanya, administrasi belakangan.
Di IGD kami siapkan emergency, keluarga tidak perlu mencari infus dan lain-lain. Begitu pasien sudah stabil, baru diurus masalah administrasi. Rumah sakit memiliki dua aspek, yaitu aspek sosial dan aspek bisnis.
Kalau rumah sakit pemerintah harus lebih memberatkan aspek sosial. Pada saat tertentu rumah sakit akan mengeluarkan biaya yang besar bagi pasien tersebut, tapi pada pasien-pasien yang lain untung.
TM: Memang tidak ingin ada persaingan, tapi pasti RSUD ODSK ingin masyarakat menjatuhkan pilihan ke mereka. Itu bagaimana?
ER: Jadi kami marketing hospital, tapi marketing itu hanya sebuah janji, kami tidak mau seperti itu. Maka kami pemantapan dengan mengoperasionalkan satu lantai dulu, sistem dijalankan, sumber daya dilatih terkait hospitality, IT, kebersihan, keamanan, kami mantapkan dulu kemudian kami pasarkan agar orang datang tidak kecewa dan dia akan menginformasikan dari mulut ke mulut kepada orang lain.
Salah satu hal yang dibutuhkan pasien ketika ke rumah sakit adalah kepastian diagnosa, kepastian biaya, dan lain-lain. Konstitusi kita sudah mengatur bahwa kesehatan adalah hak rakyat.
TM: Kira-kira apakah ada rencana kerjasama dengan rumah sakit terbaik di Indonesia dan luar negeri?
ER: Tentunya ada, kami mulai kerjasama dengan RSUP Kandouw untuk mendukung operasional RSUD ODSK dengan SDM yang mumpuni. Kedepan tentunya ketika pengembangan program akan dilihat kiblatnya akan ke mana, misal ke luar negeri atau ke Jakarta.(*)