Ada dugaan Yazid terburu-buru saat mau lepas landas.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang, Heru Subroto.
Menurutnya, Yazid terburu-buru lantaran mau salat Jumat.
"Dari informasi yang saya dapat beliau sempat bertahan di udara selama 4 menit di ketinggian 200 meter. Safety untuk body-nya belum terpasang sempurna, karena maaf, saudara Yazid mungkin terburu-buru," kata dia.
Karena sabuk pengaman belum terpasang sempurna itu, Yazid terjatuh dari paralayangnya.
Menurut Heru, paralayang adalah sport-tourism yang memiliki risiko tinggi.
Sehingga semua yang mengikutinya harus mematuhi aturan keselamatan.
"Mengenai kejadian kemarin, mungkin korban terburu-buru karena menjelang shalat Jumat, sehingga ada yang tidak dipenuhi. Ini harus ada pendampingan," tegasnya.
Dalam kesehariannya, kata Heru, Yazid dikenal sebagai relawan yang banyak bergerak di bidang kemanusiaan.
Tentu, tragedi ini membikin banyak orang kehilangan sosok Yazid.
"Orangnya memang supel dan gampang bergaul. Kita semua tentu kehilangan dengan kepergian almarhum," jelas Heru
Usai kejadian pilu ini, Heru mengingatkan agar bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak.
"Khusus di Kabupaten Semarang, paralayang ini menjadi olahraga yang membanggakan karena prestasi yang ditorehkan sangat banyak," ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com