Human Interest Story

Marlon Bersyukur Dua Tahun Jual Gorengan Bisa Beli Mobil MPV

Penulis: David_Kusuma
Editor: David_Kusuma
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Marlon Lumangkun

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Istilah yang mengungkapkan 'usaha tidak akan mengkhianati hasil' rupanya dirasakan oleh pria kelahiran 30 tahun lalu ini. Rasa syukur terlihat jelas di raut wajah pemuda ini.

Kerja keras yang dilakukan dari awal Februari 2019 menjual gorengan mulai membuahkan hasil. selain mampu menopang kehidupan sehari-hari,  juga mampu membeli mobil jenis Multi Purpose Vehicle (MPV) untuk menunjang kegiatannya.

"Setelah saya pertimbangkan akhirnya saya putuskan untuk membeli mobil. Saya belinya tunai," ujar pria yang bernama lengkap Marlon Lumangkun (30) sambil tersenyum, saat ditemui beberapa waktu lalu.

Marlon menambahkan  mobil tersebut digunakannya untuk belanja bahan-bahan gorengan, sebab jika menggunakan sepeda motor tidak akan mampu membawa belanjaan.

Marlon Lumangkun (30) (Dok Pribadi)

"Dulu kalau ke pasar masih menggunakan sepeda motor,  tapi setelah beberapa waktu, bahan yang dibeli terus bertambah, makanya dengan adanya mobil, sangat membantu,"  katanya.

Sedang untuk ke pasar dilakukannya setiap dua sampai tiga hari sekali, setiap pukul 03.00 Wita. “Kalau ke pasar saya pagi-pagi sekali. Dengan menelepon terlebih dahulu apa saja yang akan dibeli, karena sudah menjadi langganan. Jadi, ketika sampai tinggal membayar dan mengambil barangnya,” ungkapnya.

 Mantan karyawan swasta ini menceritakan awalnya menjadi penjual gorengan, yaitu setelah berhenti bekerja, merasa bingung untuk membuka usaha apa, namun setelah dipikir-pikir akhirnya dirinya memutuskan untuk membuka usaha gorengan, karena dirinya suka menikmati gorengan.

Untuk membuat adonan sendiri, awalnya dirinya tidak bisa membuatnya. Namun setelah belajar autodidak melalui google dan youtube, dan mempraktikkannya beberapa kali, untuk kemudian membagikan kepada orang-orang terdekat. Akhirnya ketika rasanya sudah lezat, barulah bersemangat menjual.

Sedangkan untuk lokasi tempat berjualannya, dia memilih di lokasi yang strategis, yaitu Alfamart Malalayang yang terletak di Jalan Trans Sulawesi.

"Apalagi tempatnya dekat dengan perkantoran, rumah sakit dan pemukiman. Jadi memang tempatnya strategis," ungkap pria dengan rambut lurus ini.

Sebagai bahan pelengkap untuk menikmati gorengan, dia juga menyediakan dabu-dabu roa, yang diraciknya sendiri.

Jenis sambal tersebut dikatakannya sampai saat ini dijaga kualitasnya. “Untuk dabu-dabu roa saya meraciknya sendiri. Tak kurang, setiap hari saya harus sediakan 2 kilogram cabai rawit dan ikan roa serta bahan lainnya,” katanya.

Dituturkannya dabu-dabu roa meruapakan ciri khas di Manado,  yang wajib disediakan untuk menikmati gorengan.”Kalau tidak ada dabu-dabu roa, gorengan tidak akan laku dijual,” tuturnya.

Gorengan yang dijualnya antara lain tahu, tempe, ubi goreng, pisang goroho, pisang kipas, bakwan sayur dan bakwan jagung dengan harga Rp 2.000 per picis. Untuk jam Untuk jam bukanya mulai pukul 07.00-21.00,.

Lebih lanjut dia menceritakan awal membuka  usaha gorengan, yaitu pada  Februari 2019 sampai sekitar delapan bulan setelahnya, mentalnya dalam  usaha memang diuji. saat penjualan sepi, rasa bimbang untuk meneruskan usaha atau beralih terus membayangi.

Halaman
12

Berita Terkini