TRIBUNMANADO.CO.ID - Rasa dendam terhadap pelaku pembunuhan biasanya tertinggal di dalam hati keluarga korban.
Tapi beda halnya dengan Subroto dan Elisabeth, orangtua dari Ade Sara Angelina, wanita yang jadi korban pembunuhan di Bekasi, Jawa Barat.
Subroto dan Elisabeth bukannya menyimpan dendam, namun justru memaafkan dan menjenguk pembunuh anak mereka yang tengah mendekam di penjara.
"Mungkin bagi orang aneh, keluarga korban dan pelaku saling bertemu. Tetapi ajaran kami mengajarkan bahwa kasih bukan kata sifat, tetapi kata kerja.
Harus dikerjakan agar ada artinya," kata Suroto saat berbincang dengan Kompas.com, Minggu (6/3/2022).
Ahmad Imam Al Hafitd (19) pembunuh Ade Sara Angelina Suroto, saat akan menjalani sidang putusan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (9/12/2014). Majelis hakim menjatuhkan hukuman 20 tahun penjara kepada Ahmad Imam Al Hafitd dan Assyifa Ramadhani atas pembunuhan terhadap Ade Sara Angelina. (WARTA KOTA / ANGGA BHAGYA NUGRAHA)
Ade Sara Angelina Suroto ditemukan tewas di pinggir tol Bintara, Bekasi, Jawa Barat, pada 5 Maret 2014 lalu.
Sosok yang menghabisi nyawa Ade Sara tak lain adalah mantan kekasihnya, Ahmad Imam Al Hafitd, bersama sang pacar barunya, Assyifa Ramadhani.
Kedua pelaku divonis hukuman penjara seumur hidup atas perbuatan mereka.
Delapan tahun berlalu, orangtua Ade Sara kini mengaku telah sepenuhnya memaafkan kedua pelaku yang telah merenggut nyawa anak semata wayang mereka.
Bahkan Elisabeth sempat beberapa kali menjenguk Hafitd di Lapas Klas I Salemba, Jakarta Piusat.
"Istri saya pernah beberapa kali bertemu Hafitd di penjara. Awalnya kami selalu gagal ketika ingin menjenguk Hafitd.
Tapi istri saya berhasil bertemu untuk pertama kalinya kira-kira sebelum tahun 2016," kata Suroto.
Elisabeth membenarkan bahwa prosesnya bertemu Hafitd bukan lah hal yang mudah.
"Sebenarnya bertemu Hafitd ketika itu tidak mudah. Kenapa? Karena saya mamanya korban.