Ayah Yaakov Baruch sebenarnya juga punya darah Yahudi. Hanya saja ayahnya tak punya dokumen lengkap silsilah keluarga.
Dalam kesehariannya Yaakov Baruch adalah dosen hukum di Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi Manado. Ayahnya, almarhum ibunya dan ibu tirinya juga adalah dosen hukum di fakultas yang sama dengan Yaakov Baruch. Selain dosen, Yaakov Baruch juga adalah seorang fotografer yang memiliki nama besar di Manado.
Tanamkan Nilai Agama Sejak Kecil
Toar Palilingan, sang ayah tak kaget saat tahu anak semata wayangnya memutuskan untuk menganut ajaran Yahudi.
Sebab sudah sejak awal keluarga ini tak mempermasalahkan perbedaan agama. Yaakov Baruch yang hidup dari ayah Kristen dan ibu Muslim mendapat ajaran dua agama ini.
Toar Palilingan dan almarhum istrinya menanamkan nilai-nilai agama yang baik pada Yaakov Baruch sejak kecil.
Betapa jahatnya orangtua jika menanamkan sikap sinisme pada anaknya. Orang-orang pada waktu itu mungkin berprasangka kalau dia memiliki dua kepribadian karena perbedaan agama orangtua,” ujarnya saat diwawancarai Tribunmanado.co.id, awal November 2018 di ruang kerjanya.
Sebagai orangtua Toar Palilingan berkewajiban menyiapkan pemondokan, menyekolahkan, hingga memenuhi kebutuhan Yaakov Baruch.
Selanjutnya sebagai orangtua Toar Palilingan tak bisa mengatur pikiran anaknya.
Yaakov Baruch di Sinagoga Shaar Hashamayim. Foto diambil tahun 2018 (Tribunmanado/Finneke Wolajan)
Lagipula Toar Palilingan dan istrinya menilai anak mereka Yaakov Baruch melakukan hal yang positif, mencari Tuhan dengan jalan spiritualnya sendiri.
“Undang-undang mengatur secara detail tentang hak asasi manusia dalam memeluk agama. Dengan perspektif itu kami hidup dengan pemaknaan itu. Namun bukan semata-mata sebagai orangtua kami lepas kendali. Dia kan saat itu juga tak meminta untuk menjadi penjahat,” katanya.
Seperti ajaran yang ia tanamkan ke Yaakov Baruch, hal yang sama juga berlaku untuk generasi selanjutnya, yakni dua cucunya, anak Yaakov Baruch.
Cucu pertama Toar Palilingan sudah mulai mengerti, ia pun banyak bertanya soal agama pada kakek, nenek, serta ibu dan ayahnya.
“Saya sudah beberapa kali bertanya pada cucu saya soal agama. Saya sengaja menguji kepekaannya. Dan dia tak mau komen sama sekali soal agama. Dia sudah mulai mengerti. Kalau adiknya memang masih terlalu kecil,” ujarnya.