Selama di STOVIA, SM Amin aktif dalam gerakan kemahasiswaan. Ia bergabung dengan Jong Sumatranen Bond.
SM Amin kemudian memutuskan keluar dari STOVIA pada 1921. Ia lanjut sekolah di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO, Sekolah Menengah Pertama).
Berkat prestasinya, ia diterima di Algemeene Middelbare School (AMS) di Yogyakarta.
SM Amin lulus dari AMS pada pertengahan 1927.
Kemudian, SM Amin melanjutkan sekolah di Rechtschoogeschool (Sekolah Tinggi Hukum) di Batavia.
Selama bersekolah di sana, SM Amin menjadi salah satu pendiri organisasi Pemuda Indonesia.
Organisasi tersebut kemudian menggelar Kongres Pemuda Kedua di Batavia.
Penghargaan SM Amin Nasution
Pada 16 April 1993, SM Amin wafat di RS Angkatan Laut Indoensia di Jakarta. Ia dimakamkan di TPU Tanah Kusir padad 17 April 1993.
Untuk mengenang perjuangannya, pada 10 November 2020, Presiden Joko widodo menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional Indonesia.
(Sumber: kompas.com dan medan.tribunnews.com/Nibras Nada Nailufar)