TRIBUNMANADO.CO.ID - Aktor Aliando Syarief menjadi sorotan publik setelah mengaku mengidap OCD Obsessive-Compulsive Disorder (OCD).
Aliando Syarief diduga memiliki pikiran dan dorongan yang tidak dapat dikendalikan serta perilaku kompulsif.
Melalui kanal YouTube Star Story pada Selasa (1/2/2022), rekan Aliando Syarief, Prilly Latuconsina mengomentari hal tersebut.
Prilly Latuconsina mengaku tak berani memberikan komentar lebih soal OCD yang dialami Aliando Syarief.
Prilly Latuconsina ingatkan untuk minta bantuan (Instagram @prillylatuconsina96)
Pasalnya, Prilly Latuconsina menganggap penyakit mental yang dirasakan Aliando Syarief sangat sensitif untuk dibahas.
"Jujur aku nggak tau apa-apa soal itu, jadi kayak aku juga enggak berani komentar," ujar Prilly Latuconsina.
Selain itu, Prilly Latuconsina tak mau dianggap sok tahu tentang OCD.
"Karena isu mental health itu sensitif banget, jadi nggak mau sampai salah ngomong, nggak mau sampai sok tahu karena aku nggak tau diagnosanya apa kan," tutur Prilly Latuconsina.
Kendati demikian, Prilly Latuconsina mengaku salut dengan orang-orang yang mengidap OCD, termasuk Aliando Syarief.
"Aku salut banget karena aku juga termasuk yang ngaku, aku tau itu nggak mudah untuk kita menerima," tutur Prilly Latuconsina.
Prilly Latuconsina kembali menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki kapasitas untuk mengomentari OCD yang diidap oleh Aliando Syarief.
Menurut Prilly Latuconsina, psikater atau psikolog yang lebih tahu tentang penyakit mental yang dialami Aliando Syarief.
"Kita juga mau ngasih tau bahwa kita jangan mendiagnosa diri sendiri, jangan juga mendiagnosa orang lain," ujar Prilly Latuconsina.
"Karena kalau kita bukan psikiater atau psikolog, kita nggak punya hak untuk mendiagnosa orang lain," tambahnya.
Apa itu OCD?
Melansir MayoClinic (11/3/2020), OCD atau obsessive compulsive disorder adalah gangguan atau penyakit yang menyebabkan pola pikir dan ketakutan yang tidak diinginkan dan membuat pengidapnya melakukan hal berulang dan berperilaku kompulsif.
Obsesi dan kompulsi ini mengganggu aktivitas sehari-hari dan menyebabkan penderitaan yang signifikan.
Pengidapnya mungkin mencoba untuk mengabaikan atau menghentikan obsesinya, tetapi tindakan itu justru meningkatkan stres dan kecemasan dalam dirinya.
Aliando Syarief. (Tribunnews.com)
Pada akhirnya, pengidap merasa terdorong untuk melakukan tindakan kompulsif untuk mencoba meredakan stres.
Meskipun ada upaya untuk mengabaikan atau menyingkirkan pikiran atau dorongan yang mengganggu, mereka terus datang kembali.
Selain itu, OCD sering kali berkutat pada pola-pola tertentu misalnya, ketakutan berlebih akan terkontaminasi kuman.
Untuk meredakan ketakutan itu, pengidap OCD akan terus-menerus mencuci tangan sampai kulitnya terasa sakit dan pecah-pecah.
Faktor penyebab OCD
Hingga kini, dokter tidak yakin apa saja faktor penyebab OCD.
Namun, mereka percaya stres bisa memperburuk gejala seseorang yang mengidap OCD.
Kondisi OCD lebih umum terjadi pada wanita ketimbang pria.
Sementara, seseorang bisa mengidap OCD bisa dikarenakan adanya faktor risiko yang mendukung.
Faktor risiko OCD yang diketahui meliputi:
- Orang tua, saudara kandung, atau anak dengan OCD
- Perbedaan fisik di bagian tertentu dari otak Anda
- Depresi, kecemasan
- Pengalaman dengan trauma
- Riwayat pelecehan fisik atau seksual sebagai seorang anak
- Terkadang, seorang anak mungkin mengalami OCD setelah infeksi streptokokus.
Streptokokus adalah gangguan neuropsikiatri autoimun pediatrik yang terkait dengan infeksi bakteri streptokokus.
Lihat videonya:
Artikel ini telah tayang di TribunWow.com