Gus Dur menyatakan, dirinya merupakan keturunan dari Putri Cempa yang menjadi selir dengan raja di Indonesia. Dari situ, Putri Cempa memiliki dua anak, yakni Tan Eng Hwan dan Tan A Hok.
Pengakuan Gus Dur itu juga dikuatkan oleh tokoh NU lainnya, Said Aqil Siradj.
Mengutip Kompas.com, Said Aqil dalam buku Gus Dur Bapak Tionghoa Indonesia bercerita bahwa Tan Kim Han memiliki anak bernama Raden Rachmat Sunan Ampel.
Salah satu keturunannya adalah KH Hasyim As'ari yang selanjutnya memiliki anak bernama KH Wahid Hasyim. KH Wahid Hasyim adalah ayah Gus Dur.
"Jadi, Gus Dur itu Tionghoa, maka matanya sipit," ujar Said Aqil.
Dianggap pahlawan dan nabi
Atas jasa-jasanya, Gus Dur sangat dihormati oleh etnis Tionghoa, dan masyarakat yang menganut pluralisme.
Oleh masyarakat Tionghoa, Gus Dur dianggap sebagai pahlawan bahkan hingga nabi.
Saat Gus Dur berpulang pada 30 Desemer 2009, bukan hanya warga NU saja yang merasa sedih.
Banyak masyarakat Tionghoa merasa kehilangan sosok Gus Dur.
Hingga saat ini, makam Gus Dur masih sering didatangi warga Tionghoa.
Foto mendiang Gus Dur masih terpampang di sejumlah kelenteng sebagai penghormatan masyarakat Tionghoa.
"Berkat Gus Dur, kami dapat bebas berekspresi, berkarya dalam berbagai bidang, baik dalam perdagangan, di lembaga pemerintaha, maupun di parlemen.
Gus Dur telah melakukan hal besar bagi kami, yang selama ini tidak pernah dilakukan oleh tokoh-tokoh lain," ujar Tedy Hartanto dari Komunitas Sinar Kasih Tao, pada tahun 2010 lalu.
Sama seperti PKB, banyak kelompok dari kalangan etnis Tionghoa yang meminta agar Gus Dur dinobatkan sebagai pahlawan nasional.