TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Kepergian Telly Tjanggulung meninggalkan penyesalan besar bagi sang suami, Elly Engelbert Lasut.
"Andaikan waktu bisa diputar, saya ingin memberi waktu lebih banyak bersama Telly," kata Elly dalam Podcast Tribun Manado, Kamis (06/01/2022).
Elly mengatakan, sewaktu keduanya menjabat bupati, sangat jarang waktu bersama.
Elly di Talaud, Telly di Mitra. Hillary sekolah di Manado. Sangat jarang ayah ibu dan anak itu bersama. Tapi setiap kali bersama, mereka berusaha menjadikannya berkesan dan penuh makna.
Ketika Telly berpulang, Elly benar-benar kehilangan. Setahun terakhir, ada ruang kosong di hatinya.
Semakin lama, semakin terasa kehilangan itu.
"Oh begini kehilangan orang yang dicintai. Kualitas kehilangan saat baru meninggal dan lama berbeda. Karena ada saat kita sendiri," jelasnya.
Tak selamanya ia dikelilingi keluarga dan anak buah di Pemkab Talaud. Apalagi Hillary kian sibuk sebagai anggota DPR RI.
"Ada saat-saat di mana saya rindu. Ketika di kamar, sendirian. Memang beda pakaian disiapkan Telly dibanding disiapkan orang kerja," katanya.
Bupati Kepulauan Talaud ini pun mengenang. Telly menyimpan rapat bahwa sakit yang dialaminya serius.
Itu sekitar sepuluh tahun lalu. "Sepulang dari Singapura ia menjelaskan bahwa semuanya aman, biasa saja. Ia tidak bilang bahwa sakitnya berat," kata Elly.
Baru pada 28 Oktober 2020 Elly tahu sang istri sakit serius. Hari itu Elly ulang tahun. Mereka hendak makan bersama. Telly mengeluh badannya lemah. Makan bersama batal karena Telly dilarikan ke rumah sakit.
Sejak itu Telly dirawat. Kondisi Telly drop tak sadarkan diri sejak 10 Desember 2020.
Elly dan Hillary setia menunggui berhari-hari. Keduanya rela berdiri, menunggui Telly di ICU berbulan-bulan. Di ruangan ICU tak disediakan kursi bagi keluarga pasien.
Berbagai upaya dilakukan agar Telly sembuh. Termasuk minta doa dari keluarga dan pemimpin agama.