Digigit Ular

Jenis Ular Hijau Ekor Merah yang Bikin Polisi di Blitar Tewas Setelah Digigitnya

Editor: Aldi Ponge
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi ular hijau ekor merah atau Trimeresurus insularis.

Ular hijau ekor merah bersifat nokturnal atau aktif pada malam hari, namun tidak begitu lincah.

Ular ini kerap menjalar lambat di antara ranting atau di atas bawah hutan.

Namun apabila terancam, dapat juga bergerak cepat dan gesit.

Ular ini menyukai hutan bamboo dan belukar yang tidak jauh dari sungai.

Sering juga ditemukan berdiam di antara daun-daun dan ranting semak atau pohon kecil sampai dengan 3 m di atas tanah.

Tidak jarang pula ditemukan di kebun atau pekarangan dekat rumah.

Ular ini memangsa kodok, burung dan mamalia kecil, juga kadal.

Saat berburu dai dalam gelap, sangat dibantu indra penghidu bahang (panas) tubuh yang terletak pada lesung pipitnya.

Pada siang hari, ular ini menjadi lembam dan tidur bergulung-gulung di cabang pohon, semak atau rimbunan ranting bamboo.

Sering juga ditemukan ular-ular kesiangan yang kemudian tidur sekenanya di dekat permukiman orang, misalnya di tumpukan kayu atau di sudut-sudut para-para di belakang rumah.

Ular hijau buntut merah bersifat ovovivipar, yaitu telur-telurnya menetas semasa masih di dalam perut dan keluar sebagai anak-anak ular, sehingga seakan-akan seperti melahirkan.

Anaknya dapat mencapai lebih dari 25 ekor sekali bertelur. Anak-anak ini akan turun ke lantai hutan dan vegetasi bawah untuk memburu kodok yang menjadi makanannya.

Ular hijau buntut merah termasuk ular yang agresif dan mudah mengigit.

Ular ini penyumbang kasus gigitan ular terbanyak.

Menurut penelitian, 50% kasus gigitan ular di Indonesia, disebabkan oleh ular jenis ini.

Halaman
1234

Berita Terkini