Kusman tergolong anak pendiam.
Beranjak dewasa, Kusman tidak mau menonjolkan diri dan selalu merasa rendah hati.
Kusman beruntung bisa merasakan sekolah dasar di Ketelan, meski tidak se-elit HIS atau ELS.
Setelah lulus sekolah dasar, Kusman melanjutkan sekolah dagang.
Belum sempat lulus, tentara Jepang mendarat dan menguasai Indonesia.
Hal ini menyebabkan Kusman terpaksa putus sekolah.
Semasa remaja, dirinya senang main bola.
Bahkan menjadi anggota Keparen Voetball Club (Perkumpulan Sepak bola Keparen) di Kampung Keparen, Jayengan, Solo.
Bergabung dengan Heiho
Masa Kolonialisasi Hindia Belanda berlalu sejak kedatangan Jepang.
Pemerintahan Jepang memfokuskan diri untuk mempertahankan Indonesia dari serbuan Sekutu dan membentuk kekuatan militer.
Kusman akhirnya mendaftar untuk menjadi anggota Heiho.
Saat itu kebanyakan teman sebaya Kusman umumnya jadi PETA. Dirinya sengaja masuk ke Heiho agar bisa dikirm ke front.
Seperti lainnya, Kusman mendapat perlatihan dan pengenalan dunia militer serta bahasa Jepang.
Setelah mendapat pelatihan, mereka disebar ke berbagai instalasi perang miliki tentara Jepang.