Atlen PON Sulut

Antusiasme Warga Kawanua di Papua Sambut  PON XX, Steven Kandouw Jadi Rebutan Foto Bersama

Penulis: Fernando_Lumowa
Editor: Rizali Posumah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wagub Sulut yang juga Ketum KONI Sulut, Steven Kandouw bersama sebagian warga Kawanua yang menyaksikan laga sepakbola Sulut vs Kaltim di Stadion Barnabas Youwe, Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Jumat (01/10/2021).

TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - PON XX Papua 2021 membawa kegembiraan bagi para perantau di Bumi Cendrawasih.

Tak terkecuali para warga Kawanua yang berada di sana. Laga sepakbola Sulut versus Kaltim di Stadion Barnabas Youwe, Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Jumat (01/10/2021).

Tribun stadion yang berada di Sentani seolah menjadi tempat reuni. Teruskan penyemangat bagi Renaldi Bella cs terdengar bersahutan.

"Bage Sulut. Jang kase kendor," kata seorang pemudi di antara penonton.

Ada lagi, "Sulut, torang padamu. Pokoknya sayang skali pa Sulut," ujar penonton lainnya dalam dialek Manado yang kental.

Kekalahan Sulut dari Kaltim 1-0 tak membuat warga Kawanua bersedih. Mereka tetap puas bisa menyaksikan laga anak-anak asuhan Rudi Manumpil.

PON XX seakan menjadi pengobat rindu akan kampung halaman. Kehadiran Wakil Gubernur Sulut, Steven OE Kandouw menyempurnakan momen itu.

Ketum KONI Sulut itu menjadi pusat perhatian. Warga Kawanua pun minta foto bersama. Wagub tak menolak. Ia meladeni permintaan foto bersama.

Sebagian warga Kawanua yang menyaksikan laga sepakbola Sulut vs Kaltim di Stadion Barnabas Youwe, Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Jumat (01/10/2021). (tribunmanado.co.id/Fernando Lumowa.)

Maria Marentek satu di antara Kawanua yang rela menunggu sejak beberapa jam sebelum laga.

"Torang senang sekali bisa nonton Sulut. Semoga bisa lolos ke babak selanjutnya," kata perempuan 58 tahun asal Motoling, Minsel.

Maria sudah 13 tahun tinggal di Sentani. Bersama suami yang punya usaha bengkel otomotif, mereka setahun sekali pulang ke Manado.

"Biasanya setiap Natal," katanya.

Kebanggaan yang sama juga ditunjukkan Jaksen Pontonuwu (36). Ia datang bersama istri, Mariska Limanauw.

Pasangan asal Tondano yang sudah belasan tahun tinggal di Sentani datang bersama dua putra mereka. "PON ini sudah lama kami tunggu," kata pegawai Trigana Air ini.

Sebelumnya, Jaksen dan keluarga menyempatkan menonton laga muaythai di GOR STT GIDI, Sentani.

Kata Jeksen, ada sekitar seribuan warga Kawanua yang berada di Sentani dan sekitarnya.

"Itu cuma di Kabupaten Jayapura. Belum termasuk Jayapura kota dan kabupaten lainnya," jelasnya.

Euforia PON juga hinggap pada Fira Tolat (23). Perempuan kelahiran Sentani ini berdarah Mongondow.

Meski lahir dan besar di Papua, alumnus Teknik Sipil Universitas Diponegoro ini tak lupa asal usulnya. Dialek Mongondow-nya masih kental.

"Kami senang sekali. Seperti ada di kampung sendiri. Apalagi sudah hampir setahun tidak pulang Kotamobagu," jelas warga Jalan Baru, Sentani.

Fira yang datang bersama tante-tante dan sepupunya bilang, mereka semakin bangga karena ada tiga pemain asal Kotamobagu di skuad Sulut.

Tiga pemain itu, M. Syaiful Hippi, Randa Makalalag dan Syahrul Muais.

Wagub Steven Kandouw sendiri senang atlet-atlet Sulut mendapat dukungan dari warga Kawanua.

"Bangga karena mereka tidak lupa kampung halaman. Semoga semua atlet mendapat dukungan seperti di stadion ini," kata Kandouw. (ndo)

Taekwondo dan Muaythai Sumbang Medali Pertama untuk Sulut di PON XX Papua

Pemkot Tomohon Ikuti Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila

Masih Kenal Nunung Srimulat? Kini Menangis Didepan Gus Miftah, Ungkap Rasa Bersalah pada Orang Tua

Berita Terkini