MIT Poso

Mayjen Richard Tampubolon Pimpin Koopgabsus Tricakti TNI di Poso, Sudah Tewaskan 7 Teroris

Editor: Frandi Piring
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasukan Koopgabsus Tricakti TNI di Poso Pimpinan Mayjen Richard TNI Tampubolon buru anggota MIT Poso. Sudah 7 teroris tewas.

“Mohon doa dan dukungan untuk semua prajurit yang terus agresif dan bekerja keras di lapangan, agar segera dapat menumpas sisa empat DPO teroris lainnya," ungkap dia.

(Foto: Baliho DPO MIT Poso. Kelompok Ali Kalora. (Reuter via BBC/Tribun Medan)

Siapa Ali Kalora, pemimpin kelompok radikal Poso, yang awalnya 'tidak diperhitungkan'?

Ali Kalora adalah 'petinggi' yang tersisa dari kelompok militan Islam yang berbasis di Poso, Sulawesi Tengah, semenjak Santoso alias Abu Wardah tewas dalam penyergapan aparat keamanan pada 2016 lalu.

Dia juga ditunjuk sebagai pemimpin kelompok itu menyusul diringkusnya pentolan kelompok Muhajidin Indonesia Timur (MIT) Basri alias Bagong, di tahun yang sama.

Menurut polisi, semenjak dua tahun lalu, kelompok ini mengalami penyusutan jumlah anggota, karena sebagian besar ditangkap atau tewas dalam baku tembak dengan pasukan gabungan TNI-polisi dalam operasi Tinombala.

Ridlwan Habib, pengamat terorisme dari Universitas Indonesia, menilai Ali Kalora tidak memiliki pengaruh sekuat Santoso, yang mampu merekrut puluhan orang.

Namun namanya mulai disebut-sebut lagi setelah temuan mayat tanpa kepala di Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Montong, Sulteng, baru-baru ini.

Di media, foto terbarunya kembali beredar, yang nampak berbeda dari foto yang dipampang Polisi di pusat keramaian di Sulawesi Tengah pada 2016 lalu. Siapakah Ali Kalora?

'Bukan figur kombatan'

Sosok Basri

Ridlwan Habib menganggap Ali Kalora bukanlah figur kombatan, tidak memiliki keahlian apa-apa, serta kemampuan gerilyanya sangat terbatas, karena dia belum pernah ke medan konflik.

"Kecuali kemampuannya untuk bertahan hidup dalam pelarian," kata Ridlwan dalam wawancara dengan wartawan BBC News Indonesia, Silvano Hajid, Rabu (2/1/2021).

"Dengan logistik yang terbatas, Ali Kalora bisa menjadi apa saja, menyamar menjadi warga lokal, bahkan petani dan jalan sejauh itu," tambahnya.

Halaman
1234

Berita Terkini