Update Kasus Covid

Identitas WNA Korea Selatan yang Ditemukan Tak Bernyawa di Jakarta Selatan, Positif Covid-19

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Meninggal Dunia

Kalau pun masih terpapar, dampaknya terhadap kesehatan tidak signifikan.

"Allah tidak akan mengubah nasib setiap kaum, dengan apa yang kita kerjakan. Mau vaksin ya kalau terpapar virus Coronanya gak terlalu parah karena punya daya tangkal," pungkasnya.

Epidemiolog Tak Setuju Jika PPKM Darurat Disebut Gagal

Selama masa PPKM Darurat ini, angka penambahan kasus Covid-19 pun masih melonjak, sampai di atas 50 ribu kasus positif.

Kebijakan PPKM Darurat pun menuai pertanyaan pada sejumlah pihak tentang keefektifannya dalam menangani pandemi Covid-19.

Terkait hal ini, Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman tak setuju jika ada yang menilai PPKM Darurat ini gagal, hanya saja belum efektif.

Menurutnya, dengan adanya PPKM Darurat, pergerakan mobilitas masyarakat berhasil diturunkan.

Di samping itu, penambahan kasus positif juga terjadi di angka yang stabil.

"Kalau dikatakan PPKM ini gagal, saya tidak setuju karena ini belum efektif. Ada angka reproduksi yang relatif stabil."

"Stabilnya angka reproduksi ini menunjukkan ada efektivitas dari PPKM Darurat," kata Dicky, dikutip dari tayangan Kompas TV Sapa Indonesia Pagi, Senin (19/7/2021).

Meskipun begitu, Dicky mengingatkan angka tambahan kasus ini tetap harus segera diturunkan.

Dicky melanjutkan, menekan laju pernambahan kasus perlu dilakukan dengan berbasis sains.

Yakni, dengan lebih menerapkan 3 T (Tes, Tracing, Treatment) dan protokel kesehatan (prokes) 5M.

Menurutnya, saat ini, kapasitas 3T di Indonesia belum maksimal dilakukan.

"Dua minggu ini tingkatkan 3T, sehingga kita putuskan (misalnya) dilonggarkan (PPKM Darurat), 3T terus ditingkatkan."

Halaman
1234

Berita Terkini