Banjir Eropa

5 Penyebab Banjir Eropa 2021 Sangat Parah, dari Pemanasan Global hingga Kurangnya kesadaran

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah-rumah dan mobil-mobil di lembah Ahr, distrik Walporzheim, Jerman, hancur akibat banjir Eropa pada Sabtu (17/7/2021). Hujan deras selama berhari-hari di Eropa Barat membuat air sungai meluap ke jalan, dan arus derasnya menghanyutkan mobil, merusak bangunan, hingga membuat warga terjebak

Dalam istilah teknis, perubahan iklim berarti Bumi menjadi lebih hangat sehingga lebih banyak air yang menguap.

"Menyebabkan massa air yang lebih besar di atmosfer, meningkatkan risiko curah hujan yang tinggi," katanya.

IPCC juga mengatakan pemanasan global meningkatkan kemungkinan kejadian cuaca ekstrem.

3. Sungai-sungai kecil ikut meluap

Daerah yang paling parah terkena dampak adalah di dekat sungai kecil atau anak sungai tanpa penahan banjir.

"Sungai Rhine terbiasa dengan banjir dan kota-kota di sepanjang itu sudah membangun penahan, tidak seperti kota-kota dan desa-desa di sepanjang sungai-sungai kecil di kawasan itu," ungkap Armin Laschet, kepala wilayah Rhine-Westphalia Utara yang dilanda banjir Jerman.

"Ketika sungai lebih lambat dan lebih lebar, air tidak naik lebih cepat dan ada lebih banyak waktu untuk bersiap," kata ahli hidrologi Kai Schroeter.

4. Kurangnya kesadaran

Pemerintah setempat mendapat kecaman di Jerman karena tidak segera mengevakuasi warga.

"Peramal cuaca... mengeluarkan peringatan, tetapi tidak ditanggapi serius dan persiapannya tidak memadai," kata Hannah Cloke, profesor hidrologi di Universitas Reading Inggris.

Beberapa warga juga sama sekali tidak menyadari risiko banjir hebat seperti itu

. Puluhan orang ditemukan tewas di ruang bawah tanah mereka.

"Beberapa korban meremehkan bahaya dan tidak mengikuti dua aturan dasar saat hujan deras."

"Pertama, hindari ruang bawah tanah yang dimasuki air. Kedua, segera matikan listrik," urai Armin Schuster yang mengepalai BBK, lembaga negara dalam bencana alam, kepada harian Bild.

Halaman
123

Berita Terkini