TRIBUNMANADO.CO.ID - Tuhan kita, amat sangat mahakuasa dan mahakasih. Selain itu, Dia juga sangat moderat. Dia memberikan kebebasan kepada umat ciptaan-Nya (manusia) untuk memilih jalan hidupnya masing-masing.
Jika ingin diberkati, hiduplah baik dan benar. Sebaliknya, jika kita memilih hidup jahat, maka hukuman kekal dengan api menyala telah menanti. Kita dipersilahkan memilih salah satu di antaranya: mau hidup baik dan benar atau jalan yang jahat. Tapi dari setiap pilihan itu, kita akan menerima ganjarannya masing-masing menurut perbuatan pilihan kita itu.
Namun Rasul Paulus menasihati jemaat Tesalonika, agar mereka memilih Jalan Tuhan, yakni hidup baik dan benar. Sebab ketika mereka telah mengaku percaya, mereka harus mengikuti jalan Tuhan, yaitu yang baik dan benar.
Karena itu dia menasihati agar jemaat berpegang pada yang baik dan menjauhkan diri dari dosa. Tuhan Yesus mengajarkan dan sudah memberi teladan bahwa jika kita mau diberkati dan selamat, berprilakulah baik dan benar.
Demikian firman Tuhan hari ini.Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan." (ay 21, 22)
Memilih jalan yang baik dan benar seperti yang dinasihatkan oleh Paulus, berarti mendapatkan kehidupan.
Hal inilah juga yang disampaikan Tuhan Allah melalui nabi Musa kepada umat Israel dalam Ulangan 30:19-20a:
"Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu."
Jadi, jika kita memilih hidup yang baik dan benar, kita telah memilih kehidupan. Yakni kehidupan yang diberkati di bumi, selamat, sejahtera, damai dan sukacita kita nikmati hingga di sorga bersama Bapa kita di dalam Tuhan Yesus.
Sebaliknya, jika kita memilih jalan hidup jahat, maka kita akan menghadapi kematian kekal. Di bumi kita tidak damai, dan hampa, karena mengalami kekosongan iman dan makna hidup yang seaungguhnya. Kita akan dikejar oleh bayang-bayang dosa kejahatan kita. Dan ketika kita mati, jiwa kita tidak tenang, malah akan menderita dalam api neraka sampai kekal.
Memang orang yang memilih hidup baik dan benar, mengalami tantangan. Tapi sesungguhnya semuanya itu adalah proses pembentukan dan pemurnian Tuhan terhadap diri kita agar kita semakin sempurn menjadi anak-Nya, dan berkat kasih karunia-Nya akan lebih melimpah ruah lagi dalam hidup kita dan keluarga.
Semakin berat pergumulan hidup kita, semakin besar berkat kasih karunia yang Tuhan anugerahkan bagi kita. Semakin lama kita bergumul, semakin banyak dan panjang berkat Tuhan bagi kehidupan kita. Kita juga akan hidup aman nyaman dan damai karena buah dari kebaikan yang kita lakukan, segera kita tuai baik di bumi maupun di sorga.
Sebagai keluarga dan umat Kristen, pengikut Kristus, kita akan memikul salib. Iman kita diuji tapi juga diproses. Karena itu, saat bergumul iman kita jangan sampai kendor. Tetaplah percaya dan lakukan kebaikan, tangan kasih Tuhan pasti selalu terulur bagi kita.
Jauhilah yang jahat. Sebab itu tidak Kristiani. Orang Kristen yang melakukan kejahatan, adalah pengkhianatan terhadap nilai-nilai Kekristenan. Sebab kehidupan Kekristenan kita menolak dan anti kejahatan. Orang Kristen adalah agen kebaikan dan kebenaran.
Sehingga, di mana ada orang atau keluarga Kristen, di situ ada kebaikan dan kebenaran. Di mana ada kebenaran dan kebaikan, di situ ada orang Kristen.